Oleh: Waryati
Ibu Rumah Tangga
Lagi, setiap menjelang bulan ramadhan dan idul fitri harga bahan pokok meroket. Tak pelak bagi sebagian ibu-ibu kenaikan harga pangan tersebut memicu gejolak jiwa mereka. Keadaan ekonomi saat pandemi sekarang telah memberikan dampak negatif bagi keuangan keluarga. Ditambah dengan melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, membuat kaum ibu harus pintar mengatur keuangan dan tentunya dengan melipat gandakan kesabaran.
Kenaikan harga pangan tersebut menurut Abdullah Mansuri selaku Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), terjadi seiring dengan fase kenaikan harga selama ramadhan dan lebaran. Terdapat 3 fase kenaikan harga, pertama terjadi seminggu menjelang puasa, kedua beberapa hari menjelang lebaran dan fase ketiga sekitar 2-3 hari setelah lebaran. Dikutif dari Kompas.com (8/4/2021)
Alasan di balik melonjaknya harga pangan setiap menjelang puasa, lebaran dan hari-hari besar lainnya yaitu akibat permintaan yang cukup tinggi pada waktu yang bersamaan. Seperti daging ayam, daging sapi dan cabai, beberapa komoditas ini mengalami kenaikan yang cukup mencolok.
Baca Juga:Bupati Banyumas Achmad Husein Undang Dr Aqua Dwipayana Motivasi Ribuan JajarannyaRamadhan Spesial 1442 H (bagian 1)
Ketersediaan bahan pangan seharusnya sudah diantisipasi jauh-jauh hari, supaya saat menyambut ramadan dan idul fitri tidak terjadi lonjakan harga. Namun, sangat berbeda dengan apa yang dikatakan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Beliau mengatakan bahwa harga pangan menjelang ramadan masih stabil dan terkendali. Dikutif dari Indonesia.go.id (15/3/3021). Faktanya, apa yang pak menteri katakan bertentangan dengan kondisi di lapangan. Kalau lah kondisi pasokan dan stock dijamin ketersediaannya, tidak mungkin terjadi lonjakan harga di pasaran.
Adapun jika benar pasokan ketersediaan pangan sudah diantisipasi pemerintah, maka sudah seharusnya pemerintah mengatasi berbagai problem yang menyebabkan naiknya harga bahan pokok terus merangkak. Di antaranya menindak tegas para spekulan yang selalu memainkan harga di pasaran. Dengan demikian, harga kebutuhan pokok dapat terjaga dengan baik.
Dalam Islam, tugas seorang pemimpin adalah memberikan kemaslahatan kepada rakyatnya. Pangan adalah kebutuhan masing-masing individu yang sangat vital. Dengan demikian, dalam mengukur tingkat kesejahteraan seluruh anggota masyarakat tidak hanya didasarkan pada pengukuran secara kolektif. Namun, juga menjamin aspek distribusi agar terjamin secara pasti bahwa setiap individu telah terpenuhi kebutuhan hidupnya.