Oleh Ummu Rasyidah
Ibu Rumah Tangga
Hari-hari ini penuh dengan kekhawatiran
Dimana doa terbaik sudah dipanjatkan
Bekerja, belajar dan ibadah sudah dirumahkan
Menunggu nasib baik penuh harapan
Sebait puisi tersebut menunjukkan keresahan masyarakat dalam menghadapi covid-19, yang sudah satu tahun lebih tak kunjung berakhir. Berbagai cara pun telah dilakukan, mulai dari seruan untuk mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan, hingga pemberian vaksin kepada masyarakat. Selain itu ada upaya lain yaitu penyemprotan cairan desinfektan untuk mensterilkan tempat penyebaran virus. Tindakan ini dilakukan mulai dari perumahan warga hingga area perkantoran.
Seperti dilansir oleh laman patrolicyber.com (Minggu, 28/03/2021), Anggota Kompi 1 Batalyon A Pelopor Aipda Oyib S.Pd. menjalankan penyemprotan desinfektan di tempat yang sering dilalui oleh masyarakat setempat di Perumahan Pasir Kawung Endah Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penyemprotan ini dilakukan dengan tetap memenuhi himbauan pemerintah untuk selalu menjaga jarak aman atau social distancing.
Baca Juga:Wujudkan Sukses RamadhanEkosistem Data, Berpotensi Langgengkan Hegemoni Korporasi
Dari serangkaian usaha yang sudah dilaksanakan belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Kasus positif covid-19 belum juga menurun, bahkan yang terjadi justru kasus harian terus meningkat dan telah memunculkan klaster pasar, kantor, pabrik, hingga kasus OTG.
Ketidakjelasan penanganan wabah dari awal menjadi penyebab pandemi ini terus berlanjut. Masyarakat dibuat bingung atas kebijakan yang digulirkan, di satu sisi mereka harus menjaga diri dari wabah, tapi di sisi lain tuntutan kebutuhan hidup memaksa mereka untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan orang banyak. Tidak adanya jaminan kebutuhan hidup dari negara, membuat mereka nekad berjuang di tengah ketakutan serangan wabah.
Solusi yang diberikan untuk mencegah penyebaran covid-19 pun sering dinilai parsial dan kurang tepat. Penyemprotan yang dilakukan tidak cukup untuk dijadikan sebagai langkah penghentian penyebaran, karena sebetulnya penyemprotan ditujukan sekedar untuk pertahanan atau pencegahan tubuh terhadap serangan virus. Bagi tubuh yang tidak kuat hal ini tetap rentan. Maka kebijakan 3M juga penyemprotan dinilai belum efektif. Seharusnya rantai penyebaran diputus atau di-lock down dengan segera. Sayangnya hal ini tidak dilakukan, kalaupun ada di sebagian daerah sudah kurang efektif karena telah didahului pergerakan atau perpindahan orang dari daerah wabah ke daerah lainnya. Maka penyebaran virus pun akhirnya tak terkendali.