Semua sebagai akibat berpijak pada sistem rusak kapitalis. Karena faktanya pada sistem ini, negara yang seharusnya berperan sebagai pengayom umat tidak mampu mengatasi dan mencegah munculnya klaster baru penyebaran covid-19. Kapitalisme adalah ideologi yang lebih cenderung pada azas manfaat bukan demi kepentingan rakyat. Penguasa tidak melakukan lockdown dengan alasan akan membahayakan perekonomian, seakan menganggap materi lebih tinggi nilainya dari jiwa manusia. Penanganan yang tidak tepat berujung keselamatan jiwa terancam, ekonomi pun makin tak terselamatkan.
Para ekonom telah banyak yang menyampaikan, bahwa ekonomi kapitalis dalam kondisi tanpa wabah sekalipun telah gagal menyejahterakan rakyat, apalagi saat wabah. Rakyat dibikin tambah parah hanya bisa pasrah. Diabaikannya lockdown, menyiratkan bahwa sistem kapitalis telah abai akan kesehatan dan keselamatan rakyatnya. Oleh karena itu tidak bisa diperkirakan kapan wabah covid-19 akan berakhir.
Tindakan yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah serius dalam menangani wabah, yakni terselamatkannya kesehatan dan jiwa semua manusia yang berada di wilayah wabah maupun di luar wilayah wabah, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:
“Apabila kalian mendengar ada wabah di suatu tempat, maka janganlah memasuki tempat itu; Dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya.” (HR Imam Muslim)
Baca Juga:Wujudkan Sukses RamadhanEkosistem Data, Berpotensi Langgengkan Hegemoni Korporasi
Islam sendiri memiliki konsep yang jelas dalam penanganan wabah yaitu dengan melakukan lockdown. Sejak awal negara akan memisahkan orang yang sehat dan melakukan isolasi kepada yang terbukti sakit, agar penyebaran virus tidak meluas. Adapun terkait kebutuhan harian dan biaya kesehatan, negara bertanggung jawab untuk memenuhinya hingga sembuh, termasuk orang-orang yang tidak bisa mencari nafkah sepanjang wabah. Bukan semisal bansos yang entah mencukupi atau tidak. Maka dari sini nampak jelas bahwa konsep lockdown dan bertanggung jawabnya penguasa merupakan kunci keberhasilan penyelesaian wabah. Di wilayah yang tidak terkena wabah masyarakat bisa tetap beraktifitas sebagaimana mestinya. Melakukan kegiatan ibadah, ekonomi juga kegiatan lainnya tanpa khawatir terpapar virus.
Maka dari itu penyelesaian wabah dan menyelamatkan ekonomi hanya mampu dijalankan oleh sistem Islam, yang menempatkan kekuasaan sebagai amanah, serta berpijak dalam seluruh kebijakannya hanya pada syariat.