Pintu Merdeka Pendidikan
Kang Marbawi
“Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin itu terdapat di Pendidikan. Manusia MERDEKA yaitu manusia yang hidupnya lahir dan batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.” Ki Hadjar Dewantara.
Jika masih gesang, Raden Mas Jemblung Trunogati alias Raden mas Soewardi alias Ki Hadjar Dewantara, pasti sedang pusing. Bagaimana memerdekakan masyarakat Indonesia yang saat ini banyak terjajah oleh media sosial. Penjajahan yang menyebabkan tumpulnya nalar kritis dan tumpulnya nurani. Bisakah teori Trikonnya menjawab dan melawan penjajahan model media sosial?
- Mula Pendidikan yang memerdekakan.
Minggu kedua di bulan Juli 1922, Raden Mas Jemblung Trunogati alias Raden Mas Soewardi, menyewa sebuah rumah yang berlokasi di Jl. Statsiun Lempuyangan, Yogyakarta. Uang sewa rumah yang dijadikan sekolah tersebut, berasal dari menjual perhiasan sang istri tercinta dan bantuan kakaknya Raden Mas Soerjopranoto, pendiri Sekolah Adhi Darmo.
Baca Juga:Pernah Kerja di Pabrik Makanan di Taiwan, Kini Sukses jadi Petani BawangBantu UMKM, PKB Bentuk Food Bank
Rumah itu disewa untuk mendirikan sekolah. Tepat tanggal 3 Juli 1922, sekolah baru itu diberi nama, National Onderwijs Institute Tamansiswa. Salah satu tujuan Raden Mas Jemblung mendirikan sekolah tersebut adalah agar Pendidikan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Raden Mas Jemblung yang enam tahun kemudian -23 Februari 1928, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara ini berprinsip untuk memerdekakan manusia Indonesia, maka sistem Pendidikan harus berdasarkan pada prinsip sendiri, berdiri pada kultur yang ada pada masyarakat dan memerdekakan jiwa manusianya.
Pendidikan dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara adalah ikhtiar untuk mengajak manusia menjadi pribadi yang mandiri. Tidak bergantung kepada orang lain, lahir dan batin merdeka. Pendidikan menjadi wahana pembentukan kepribadian anak yang merdeka. Merdeka dalam berpikir, bertindak namun mengetahui konsekuensi dan tatakrama budaya bangsa serta agama (agama dan darigama).
- Rekayasa Sosial
Pendidikan adalah bagian dari proses untuk melahirkan manusia yang mampu memberi manfaat kepada kehidupan. Pendidikan adalah bagian dari rekayasa sosial untuk melahirkan manusia Indonesia yang responsive, memeliki kepekaan dan keteguhan hati serta pikiran. Sebagai rekayasa sosial, Pendidikan harus melahirkan manusia yang memiliki spiritual yang bagus, humanis, responsive dan kritis terhadap persoalan aktual. Inilah dari tujuan Pendidikan yang memerdekakan Ki Hadjar Dewantara.