Pernah Kerja di Pabrik Makanan di Taiwan, Kini Sukses jadi Petani Bawang

Desa Sukatani Kecamatan Compreng
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES PETANI MILENIAL: Petani bawang merah Taripin di sela-sela aktivitasnya di Desa Sukatani Kecamatan Compreng.
0 Komentar

Di saat banyak lulusan SMK memilih bekerja di industri, ada pemuda yang memilih menjadi petani bawang. Dia percaya diri dengan apa yang tengah dijalaninya tersebut.

YOGI MIFTAHUL FAHMI, Subang

Wilayah Pantura Subang lebih dikenal sebagai sentra produksi padi. Sebagian lagi mengenal sebagai penghasil mangga. Namun ternyata Pantura juga memendam potensi lain yakni potensi pertanian bawang.

Di Kecamatan Compreng, ada seorang petani milenial yakni Taripin. Warga Desa Sukatani RT03/RW01 Kecamatan Compreng. Sudah 2 tahun ia bergelut dalam dunia tanam bawang merah di lahan seluas kurang lebih 3.500 meter persegi yang ia sewa. Sudah puluhan kali juga ia memanen bawang tersebut dan memasarkanya ke Pasar di Jakarta.

Baca Juga:Bantu UMKM, PKB Bentuk Food BankFitur Baru Android Bisa Cegah Anda Tersandung

Namun ternyata, pria kelahiran Subang, 27 tahun lalu ini, sebelum terjun langsung bertani bawang pada 2019, sempat bekerja di luar negeri  sejak tahun 2013 hingga 2019. Ia bekerja di Taiwan di Pabrik Makanan.

Namun dalam periode terebut, kesukaanya terhadap dunia pertanian masih tetap ada.  Buktinya pada tahun 2015, meski tak terjun langsung di lapangan, rupanya Taripin telah mulai mengirimkan modal untuk bertani bawang di Desa Sukatani yang awalnya dikelola oleh saudaranya.

“Dari 2015 mulai terjun, ada uang yang dikumpulin dikirim untuk modal di sini dikelola dulu sama saudara,” jelas Taripin.

Dalam wawancara dengan Pasundan Ekspres, Taripin mendapat ilmu bertani bawang turun dari ayahnya yang lebih dulu aktif bertani bawang di Patrol, Indramayu. Kini ia juga mengurus lahan tersebut bersama bapaknya.

“Dari kecil sudah diajarin, sejak SMP sampai SMK oleh bapak,” katanya.

Saat ini, di Desa Sukatani, ia sendiri menggarap lahan untuk bawang sebanyak 3.500 meter yang terbagi menjadi dua bidang lahan dari total lahan yang digarap kurang lebih mencapai 3 bahu atau hampir 2 hektare.

Selain bawang, ternyata Taripin juga mengembangkan pertanian dengan sistem tumpang sari. Pada lahan tersebut ditanami padi, jagung, burkol hingga tanaman cabe.

“Haslinya pun Alhamdulillah juga bagus ya, lumayan,” katanya.

Baca Juga:Milad Ke-89, Pemuda Muhammadiyah bareng JumBer Bagikan Ratusan Paket SembakoHal Yang Bisa Dilakukan Untuk Menunggu Berbuka Puasa

Meski, sudah pernah bekerja di luar negeri, justru Taripin lebih termotivasi untuk terjun ke dunia pertanian. Ia menyebut faktor orang tua menjadi salah satu yang tak terpisahkan. Selain itu, ia juga menyukai dunia pertanian dan hal-hal seputar tanam dan menanam tumbuhan pertanian.

0 Komentar