Pernah Kerja di Pabrik Makanan di Taiwan, Kini Sukses jadi Petani Bawang

Desa Sukatani Kecamatan Compreng
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES PETANI MILENIAL: Petani bawang merah Taripin di sela-sela aktivitasnya di Desa Sukatani Kecamatan Compreng.
0 Komentar

PPL Desa Sukatani karnasim menyampaikan, dari total luas lahan pertanian seitar 660 hektare di Desa Sukatani, dahulunya di Kecamatan Compreng ini lebih fokus mengembangkan pertanian padi serta mangga.

“Adanya budidaya tanaman bawang merah ini mudah-mudahah bisa dimanfaatkan petani yang lain,” ucapnya.

Meski begitu, ia mengakui, dari perbincangan bersama petani setempat, yang paling susah dalam bertani bawang merah bukan perkara panen, produksi dan dari harga semata. Akan tetapi bertani bawang merah memiliki ilmu tertentu dan menguasai teknis budidaya tersebut.

Baca Juga:Bantu UMKM, PKB Bentuk Food BankFitur Baru Android Bisa Cegah Anda Tersandung

“Nah mudah-mudahan karena di sini ada orang yang budidaya bawang merah 3.500 meter persegi, mudah-mudahan ilmunya dapat diadopsi oleh petani di desa setempat atau diwilayah Kecamatan Compreng secara umum,” ucap Karnasim.

Dia menyampaikan, keberadaan pertanian bawang ini di Desa Sukatani menjadi salah satu bukti potensi di Kecamatan Compreng tak hanya melulu soal padi dan mangga. Akan tetapi ada bawang merah, burkol serta tanaman lain yang juga dikembangkan di Kecamatan Compreng.

Pengendali Organisme Penganggu Tanaman (POPT) BPP Compreng Omsah Neelam Khyar mengatakan, dari sisi pengamatan hama pada tanaman bawang dan padi, ia melihat ada perbedaan jenis hama yang menyerang tanaman bawang dan padi, meski lahan tersebut berdekatan dan bersebelahan.

“Hamanya kan beda ya tidak sejenis, kalau secara agroekosistem kita amati, tidak begitu beresiko, karena disini mayoritas hama padi, jadi resiko hama padi menyerang bawang itu tipis ya, tapi resiko terserangpun sebetulnya tetap ada,” imbuhnya.

Mengenai potensi hama, ketika musim hujan, tanaman bawang bisa terserang mati pucuk, busuk akar dan busuk umbi.

“Kalau di padi hama itu gak ada, tapi kalu melihat hama utama ada ulat ya, tapi sejah ini di sini aman ya,” jelas Omsah.

Namun yang harus diwaspadai pada saat musim kemarau. Dalam upayan penanganan hama tersebut bisa dipasang lampu tangkap.

Baca Juga:Milad Ke-89, Pemuda Muhammadiyah bareng JumBer Bagikan Ratusan Paket SembakoHal Yang Bisa Dilakukan Untuk Menunggu Berbuka Puasa

“Jadi di atasnya ada lampu di bawahnya ada jebakan, ada hama atau ulat yang menyerang ke arah situ dan mati. Sehingga serangan hama bisa diantisipasi,” ucapnya.

0 Komentar