Pernah Kerja di Pabrik Makanan di Taiwan, Kini Sukses jadi Petani Bawang

Desa Sukatani Kecamatan Compreng
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES PETANI MILENIAL: Petani bawang merah Taripin di sela-sela aktivitasnya di Desa Sukatani Kecamatan Compreng.
0 Komentar

“Ya bapak juga petani ya, terus juga saya suka itu bertanam, berkebun. Melanjutkan pertanian dan ilmu juga dari bapak,” terangnya di lokasi lahan bawang tersebut.

Ipin, begitu disapa mengatakan, motivasinya terjun ke dalam bidang pertanian khususnya bawang karena melihat potensi yang ada. Selain sudah mengenal budidaya dan pertanian bawang, kondisi tanah di Desa Sukatani dirasanya juga cocok dan tak ada masalah.

“Bisa dilihat, tanah di sini ya terbilang bagus. Hitam gitu kan, jadi kalau buat ditanami bawang Insya Allah bagus dan memang sudah berjalan,” ucapnya.

Baca Juga:Bantu UMKM, PKB Bentuk Food BankFitur Baru Android Bisa Cegah Anda Tersandung

Dalam setahun, Ipin menyebut bertanam bawang merah bisa dilakukan hingga 5 kali tanam dan 5 kali panen.  “Kalau misalnya secara terus-terusan menanam. Itu bisa sampai 5 kali tanam. Umur bawangnya itu berkisar 50-60 hari atau dua bulan itu sudah siap panen,” jelas Ipin.

Dalam setiap kali produksi hail panen yang ia garap, dari total setengah bahu tersebut bisa mencapai 4 ton atau potensi dalam 1 hektare mencapai 11-12 ton.

Dari hasil panen sendiri, Taripin menjual langsung hasil panen ke Pasar Induk di Jakarta karena telah memiliki jejaring di pasar tersebut. Dari hasil panen yang ia jual rata-rata ia bisa menjual Rp 15.000-20.000/kg.

“Tapi saya biasanya jual itu gedengan ya, itu bisa Rp20.000. Meskipun memang harga tergantung di sana, terkadang harga bisa lebih dari Rp 20.000 ya,” jelas Ipin.

Mengenai jenis bawang yang ditanam, selama ini Ipin menanam bawang jenis Bima Curut dengan model bibit yang ditanam yakni umbi bawang.

Terkait dengan kondisi pasar, Taripin melanjutkan, bahwa jenis bawang yang ditanam berasal dari Brebes. Sehingga ketika di pasar dapat dikatakan hasilnya pun tak jauh berbeda dengan bawang yang berasal dari Brebes.

“Untuk kualitas, di sana kan udah punya nama. Kualitasnya pasti lebih diakui ya. Tapi untuk bawang hasil panen ini ya bisa bersainglah,” ucapnya.

Baca Juga:Milad Ke-89, Pemuda Muhammadiyah bareng JumBer Bagikan Ratusan Paket SembakoHal Yang Bisa Dilakukan Untuk Menunggu Berbuka Puasa

Dari sisi modal, untuk setengah bahu modal yang digunakan bisa mencapai Rp 25-30 juta. Kebutuhan tersebut yakni untuk bibit, olah tanah serta untuk pupuk. “Tapi memang untuk bawang ini mahal diawal, karena harus olah tanah dulu yang memang berbeda dengan sistem padi ya,” terang Ipin.

0 Komentar