Belakangan kata-kata Intoleran, Radikalisme dan Terorisme menjadi hal yang tidak asing di telinga masyarakat Indonesia, entah karena kejadian atau pemberitaan media yang massif tentang penangkapan dan penggerebekan terduga teroris, baik di media cetak, online maupun elektronik.
Termasuk di wilayah pintura Kabupaten Subang, empat hari menjelang iedul fitri terjadi penangkapan terduga teroris di wilayah Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang, lagi-lagi di pintura.
Entah kebetulan atau memang begitu faktanya, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, para pelaku atau terduga teroris di wilayah Kabupaten Subang kebanyakan di tangkap di wilayah Pantura Subang, sehingga menimbulkan pertanyaan ada apa dengan wilayah pantura Subang.
Baca Juga:Tak Terima Ditindak, Anggota DPRD Tabrak PolantasJelang Lebaran, 2000 Tenaga Honorer Madrasah Dapat Honor dari Pemda Subang
Suka atau tidak hal tersebut menimbulkan sedikit spekulasi bahwa selain jalur pantura merupakan jalur strategis nasional, sekarang juga banyak obyek vital nasional berdiri di Kawasan pantura Jawa Barat, atau di Subang khususnya, mulai dari Pelabuhan Patimban, PLTU di Indramayu serta Bandara internasional Kertajati, sesuatu yang mungkin menjadi sasaran atau target operandi jaringan teroris di Indonesia.
Menyimak dari beberapa kejadian hampir sebagian pelaku bukan warga Subang melainkan pendatang yang bermukim di wilyah Subang, kalau dilihat dari kultur masyarakat pantura yang mayoritas berprofesi sebagai petani, cenderung cukup religius dan agamis serta heterogen penduduknya, artinya bisa jadi mereka hanya transit dan bermukim sementara, yang meresahkan justru pilihan tempat di wilayah pintura menghawatirkan adanya transfer faham dan menyebarkan virus radikalisme dan terorisme di wilayah pintura Subang yang secara karakter di kenal keras.
Seperti diketahui bersama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V tahun 2016, terorisme di maknai sebagai penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik). Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya tentunya tidak heran jika Indonesia merupakan target kepentingan pihak-pihak luar.
Terorisme di Indonesia paling tidak sudah memasuki taraf menghawatirkan karena dari sisi pelaku saja sekarang sudah melibatkan anak-anak dan perempuan artinya sudah masuk ke sendi kehidupan keluarga.Terorisme merupakan puncak dari sikap intoleran dan radikalisme yang apabila dibiarkan akan sangat membahayakan masa depan bangsa.