SBI YPKP Gelar Webinar Internasional, Membuka Pemahaman Baru Analisa Big Data

SBI YPKP Gelar Webinar Internasional, Membuka Pemahaman Baru Analisa Big Data
Webinar Internasional SBI YPKP diikuti 439 peserta seluruh Indonesia.
0 Komentar

Flexibilitas inilah yang memungkinkan peserta mempelajari skill tambahan dari disiplin ilmu lain untuk dimanfaatkan. Contohnya: sarjana ekonomi mempelajari skill untuk mengolah big data yang digunakan untuk membaca pergerakan market. Tentu saja untuk menjaga kualitas dari lulusan VHS, peserta akan dibimbing mentor yang ahli di bidangnya dan mendapat setifikat berdasarkan performance peserta.

“VHS di Jerman meliputi banyak bidang seperti pengembangan IT, olah raga, bahasa, budaya dan lainnya. Saya berharap program kerja sama di Indonesia mampu berkembang meliputi bidang lain di luar analisa big data,” tutur Inna.

Kurikulum Khusus Revolusi Industri 4.0

Direktur SBI YPKP R. Rita Avianty mengutarakan, sejalan dengan rancangan Making Indonesia 4.0 dari Kementrian Perindustrian sebagai roadmap aplikasi strategi demi menghadapi era revolusi industry 4.0, dibutuhkan kurikulum pendidikan yang mampu memanfaatkan teknologi antara lain Internet of Things (IoT) dan pengolahan big data.

Baca Juga:Tak Lagi Jabat Anggota DPR RI, Bang Ara Tetap Peduli, Salurkan Paket Lebaran Untuk Kader PDIP di SubangMembaca Jejak Digital Segala Urusan: Masa Lalu, Kini Dan Nanti

“Keterlibatan SBI YPKP dalam pelaksanaan Webinar DDD 010 ini sebagai tindak nyata dan peran aktif mempersiapkan SDM Indonesia menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dengan menfasilitasi sistem yang mampu mendukung kurikulum yang dibutuhkan,” paparnya.

Webinar DDD 101 sebagai proyek pertama SBI YPKP dinilai berhasil dengan terhimpunnya 439 pendaftar dari berbagai penjuru Indonesia dari kalangan pendidikan maupun profesional. Angka tersebut bisa menjadi indikator tingginya minat masyarakat terhadap topik analisa big data yang tergolong masih jarang di Indonesia.

Kegiatan ini juga berhasil memicu peningkatan motivasi kerjasama internasional di bidang pendidikan dan kebudayaan. Dengan keberhasilan  DDD 101, diharapkan terciptanya program unggulan lanjutan lainnya meliputi bidang yang lebih luas seperti VHS di Jerman.

Panitia penyelenggara membuka kesempatan bagi peserta yang berminat belajar lebih lanjut dan menguasai skill pengolahan big data untuk mengikuti pelatihan bersertifikat Code Free Data Science (CFDS) bertemakan pengolahan big data tanpa coding. Proyek CSDF akan diselenggarakan dalam waktu dekat sebagai kelanjutan kerjasama yang terbina demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja siap pakai sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0.(rls/red)

Laman:

1 2
0 Komentar