Pengalaman Menjadi Pasien Covid-19 Dalam PJJ

Pengalaman Menjadi Pasien Covid-19 Dalam PJJ
0 Komentar

Proses kesembuhan pada pasien covid tergantung pada naiknya tingkat imun yang ada pada tubuh si pasien. Untuk pasien covid 19 tanpa gejala dan gejala ringanpun kadang-kadang bisa nge- drop di posisi dying. Ini saya alami pada hari ke empat ketika tubuh sudah tidak bisa lagi menerima obat-obatan dalam infus yang diberikan. Menggigil yang amat sangat terjadi sampai saya tidak bisa mengingat apapun yang saya alami. Saya collaps.

Hari-hari pertama sebagai pasien covid 19 di rumah sakit masihlah ringan karena saya adalah pasien dalam pengawasan (ODP). Beruntungnya saya di rawat di rumah sakit dimana naik turunnya imun di kontrol oleh dokter. Saya ditempatkan di bangsal , dimana para pasiennya masih dapat melakukan semua kegiatan sendiri. Cairan infus dan obat-obatan yang diberikan membuat naiknya imun yang ada dalam tubuh menjadi lebih cepat sehingga saya merasa akan segera pulih dan pulang.

Pada saat itu pula bertepatan dengan kondisi dimana saya sebagai guru harus menjalankan tugas dalam mengevaluasi hasil pembelajaran dalam bentuk Penilaian Harian kedua dimana tugas tersebut sudah terjadwal. Keinginan untuk tidak memberitahu pihak sekolah dengan kondisi yang ada membuat saya harus mensetting pemberian tugas secara daring sesuai dengan jadwal yang diberikan. Setelah itu saya tinggal mengawasi kegiatan siswa.

Baca Juga:Mudik Kampung vs Mudik HatiMembaca Jejak Digital Segala Urusan: Masa Lalu, Kini Dan Nanti

Namun akhirnya semua berubah. Saya harus tetap melakukan absensi dimana saya tidak bisa melakukan itu karena menggunakan timestamp kondisi lokasi terkini, yang akhirnya membuat saya harus memberitahu pihak sekolah tentang kondisi saya saat ini. Beruntungnya kepala TU dimana saya mengajar memberikan dukungan dan hanya meminta saya untuk fokus pada penyembuhan penyakit saya dan surat keterangan dari rumah sakit serta mengirimnya via wa. Satu kemudahan yang sangat meringankan buat saya.

Awalnya PJJ dalam kondisi terinveksi covid 19 sangatlah ringan dimana kondisi masih bisa bekerja di depan laptop karena daring. Pada kondisi ini guru dituntut harus kreatif dan membuat banyak skenario pembelajaran sehingga lama kelamaan menjadi tekanan yang terus menerus yang mengakibatkan peningkatan temperatur tubuh dan penurunan daya imun pada tubuh. Beruntungnya itu tidak berlangsung lama karena antusias peserta didik ketika mereka chat, call dan Video Call-an menanbah kebahagiaan pada diri saya. Dimana kebahagiaan itu merupakan salah satu obat yang sangat mujarab untuk mempercepat proses kesembuhan.

0 Komentar