Curhatan beberapa siswa serta solusi yang saya berikan sebagai wali kelas dari permasalahan mereka menimbulkan apresiasi dari peserta didik. Walaupun setelah PJJ berakhir, temperature tubuh saya meningkat dan selalu seperti itu setiap harinya namun seiring berjalannya waktu hal itu mulai berkurang. Motivasi, semangat yang diberikan peserta didik menambah semangat saya untuk sembuh.
Dukungan dan motivasi dari teman-teman dan peserta didik membuat saya bertekad untuk perjuang melawan virus ini. Semua kegiatan seperti jalan pagi (walaupun hanya mengitari bilik-bilik pasien lain), senam apapun yang kita ciptakan sendiri serta beribadah yang lebih khusu’ untuk memohon kesembuhan kepada Alloh SWT azza wa jalla saya lakukan setiap ada kesempatan.
Saat itu yang ada dibenak saya adalah bagaimana saya melawan virus ini dengan imun saya. Dan menjadikan semua pemikiran yang negative menjadi pemikiran yang positif. Tak saya fikirkan lagi dengan makanan yang tidak ada rasanya namun saya ganti dengan pemikiran bahwa saya perlu makanan demi kesembuhan saya.
Keletihan melakukan PJJ dalam kondisi lemah saya ganti dengan melihat-lihat metode praktis mengajarkan materi saya dengan metode yang menyenangkan. Saya bisa tertawa ketika melihat siswa -siswa saya menyanyikan lagu Bahasa inggris dengan ekspresi mereka atau curhatan mereka dalam Bahasa inggris yang mereka kirimkan dalam bentuk video.
Baca Juga:Mudik Kampung vs Mudik HatiMembaca Jejak Digital Segala Urusan: Masa Lalu, Kini Dan Nanti
Banyak pelajaran yang saya dapati setelah kejadian ini diantaranya; timbulnya kepedulian dan perhatian terhadap penderita covid, tidak abai dalam 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi dan interaksi. Tetap semangat dan selalu semangat, selalu berdoa , positive thinking and melakukan kebaikan kepada siapapun dan dimanapun.(*)