Tentang Niat
Niat ialah salah satu rukun puasa dan rukun ibadah lain pada umumnya. Sebab kita telah mengetahui dalam sebuah hadits Rasulullah S.A.W yang menegaskan, bahwa sesuatu yang kita kerjakan itu bergantung pada niat.
Ketika kita berniat, maka di dalam hati harus menyatakan maksudnya (qashad), dalam hal ini berpuasa.
Selain qashad, kita juga harus menyebutkan tentang status hukum wajib atau sunnah tentang ibadah yang ingin dilaksanakan, atau disebut juga dengan ta’arrudh. Kemudian, hal lainnya yang harus diperhatikan ialah pada saat niat tersebut harus ada penyebutan nama ibadah yang akan dikerjakan (ta’yin). Wallahu a’lam.
Baca Juga:Tak Gelar Salat Idul Fitri di Alun-alun, Warga Subang Tetap Antusias Salat di Masjid Lingkungan Masing-masingDr Aqua Dwipayana: Kredibilitas, Komitmen, dan Konsistensi, Kunci Menggapai Kesuksesan
Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari
Puasa sunnah syawal 6 hari ini mempunyai ragam keutamaan, seperti keterangan yang telah dijelaskan dalam hadits Qudsi, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (قال الله عز وجل: كل عمل ابن آدم له إلا الصيام؛ فإنه لي وأنا أجزي به، والصيام جنّة، وإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث، ولا يصخب، فإن سابّه أحد أو قاتله فليقل: إني امرؤ صائم، والذي نفس محمد بيده لخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك، للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح، وإذا لقي ربه فرح بصومه) رواه ومسلم
“Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).”
Kemudian, Rasulullah melanjutkan,
“Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi’” .
Salah satu faedah dan keutamaan puasa 6 hari bulan Syawal ialah mendapat pahala setara melaksanakan puasa selama 1 tahun.
Dalil shahih:
من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر” رواه مسلم
“Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.”
Ketika separuh orang masih meragukan hadits puasa 6 hari bulan Syawal, tapi terbantahkan dengan adanya bukti-bukti periwayatan hadits:
Syekh Abdullah bin Abdul al-Bassam:
“Hadits berpuasa enam hari di bulan Syawal merupakan hadits yang shahih, hadits ini memiliki periwayatan lain di luar hadits Muslim. Selain hadits Muslim yang meriwayatkan hadits berpuasa enam hari di bulan Syawal antara lain; Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi.”
Baca Juga:UPZ Ponpes At Tawazun Salurkan Zakat Kepada Mustahik di Lingkungan PesantrenHotel Nalendra Plaza: Diskon Kamar 50 Persen Hingga Paket Halal Bihalal Hanya Rp55 Ribu
Oleh karena itu, Hadits berpuasa 6 hari di bulan Syawal ini termasuk hadits mutawatir. Hukum berpuasa 6 hari di bulan Syawal merupakan sunnah yang baru boleh dilaksanakan mulai tanggal 2 Syawal. Dan berbalik Haram dilaksanakan jika mulai tanggl 01 Syawal.