PAGADEN-Ada banyak pilihan untuk berwirausaha dan mencari usaha sambilan. Terutama para pekerja formal yang terbiasa dengan rutinitas kerja kantoran.
Seperti halnya Sekdes Gambarsari Sirojudin yang kini menggeluti usaha ternak lele. Aktivitas kerja rutin tak tertinggal sambil bergelut usaha ternak lele, yang dianggap cukup praktis dengan modal yang tidak terlalu besar.
Kolamnya pun bisa dibuat non permanen tidak seperti budidaya ikan mas, perlu empang atau kolam yang ukurannya luas.
Baca Juga:Kisah Dokter Cantik Ayezia Balqis Lebaran tak Bisa LiburanSahlan: Santri Pas Jadi Duta Pancasila
Menurut Abet panggilan akrabnya, untuk budidaya lele ini, tak perlu membuat kolam besar di sawah. Kolamnya bisa dibuat semi permanen membuat kotak persegi panjang dengan batako sesuai ukuran yang dikehendaki.
Kemudian alasnya dan media kolamnya menggunakan plastik sehingga membentuk sebuah kolam, bisa dua hingga tiga kolam atau lebih secara berdempetan.
“Ya ini buat kolamnya saja mudah dan praktis luas kolam disesuaikan dengan luas pekarangan kita,” katanya.
Produksi budidaya ikan lele waktunya cukup singkat, tidak seperti menanam padi butuh waktu 4 bulan hingga panen. Budi daya lele hanya butuh waktu 15 hari hingga 20 hari dari mulai sebaran benih ikannya.
Produksi dan ukuran ikan lele inipun berbeda-beda dan harganyapun berbeda. Ukuran 2/3 harga Rp 35, ukuran 3/4 harga Rp65, ukuran 3/5 harga Rp75, ukuran 4/6 harga Rp115.
Sementara jumlah populasi ikan lele yang dipanen bisa mencapai puluhan ribu ekor hingga seratusan ribu ekor. Tinggal dikalikan harganya sesuai ukurannya. Contohnya ukuran 3/5 harga Rp75, jumlah ekor 100.000 ekor. Hasilnya Rp 750.000 dalam satu kolam. Bila ada dua kolam atau tiga bahkan lebih tinggal dikalikan saja.
“Jumlah ekor dari puluhan hingga seratusan ribu ekor, dikali harga satuan akan dihasilkan angka pendapatan ternak lele tersebut, dalam tempo 15 hari bisa panen,” tukasnya.(dan/ysp)