SUBANG-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga pesisir untuk mewaspadai potensi banjir ROB atau banjir pesisir yang terjadi mulai 26-31 Mei 2021.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menyebut, angin yang berhembus konsisten dengan kecepatan cukup tinggi hingga 46 km/jam di beberapa perairan Indonesia, mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang.
“Potensi banjir pesisir (rob) ini berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah yang secara umum, dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” kata Eko dalam keterangannya.
Baca Juga:PKB Minta BKPSDM Kabupaten Subang Evaluasi PNS Gaib Justice Collaborator Ditolak Pengadilan, Heri Tantan Divonis Empat Tahun Penjara
Sementara itu ditambahkan, Koordinator Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Hendra Suarta mengungkapkan bahwa Gerhana Bulan Total juga memiliki pengaruh ke lingkungan. Salah satu dampaknya adalah adanya air laut pasang atau rob.
“Dampak terhadap lingkungan, adanya air pasang di sejumlah wilayah Indonesia. Banjir rob di sejumlah wilayah tertentu,” kata Hendra Suarta
Hal itu terjadi karena daya tarik Matahari dan Bulan saat GBT terjadi dapat meningkatkan air laut pasang.
Sementara, kondisi gerhana bulan dan dampak rob sebenarnya bukan yang pertama dialami warga di pesisir pantai. Bahkan, hal itu dianggap lumrah.
Salah satu warga Desa Legonwetan Felis Leo mengatakan, rob mulai terjadi sejak selepas Maghrib, Rabu (26/5).
“Air mulai naik dan mulai kerumah, diketinggian 30cm. Kalau kata orang tua dulu ini rob kertian,” imbuhnya.
Meski demikian, Felis menyampaikan rob sendiri kini surut. “Sudah surut, Kamis ini surut. Tapi sore nanti kurang tahu, tapi semoga tidak terlalu tinggi kalau rob lagi,” ucap Felis.(ygi)