SUBANG-Siapa yang tidak kenal dengan H Suryana SE. Sosok berpengaruh di Perumda Tirta Rangga Subang, BUMD milik Pemda Subang.
Suryana dulu bukanlah siapa-siapa di Perumda, hanya seorang staf biasa. Namun siapa sangka, keuletannya mengantarkan dia menjadi Direktur Utama Perumda Tirta Rangga Subang.
Pria kelahiran Garut tahun 1962 tersebut memiliki seorang ayah berstatus TNI. Suryana yang menikah dengan gadis pujaannya hingga saat ini memiliki 3 orang anak.
“Alhamdulillah anak istri mendukung saya dari segala aspek kehidupan,” ujarnya.
Baca Juga:Seri Belajar Ringan Filsafat Pancasila ke 48 Memaknai sila keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” Bagian ke 2Nyaris Punah, Seni Tradisi Ronggeng Tayuban Dipentaskan
Sejak berusia tujuh tahun dia menetap di Jakarta. Pada usia 25 tahun tepatnya tahun 1987 dirinya terpaksa berhenti kuliah di Sekolah Tinggi Ekonomi di Jakarta. Dia mengikuti seleksi Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Provinsi Jawa Barat dan akhirnya diterima di BPAM Subang.
“Awal masuk saya menjadi staf akuntansi,” kenangnya.
Hal paling menyusahkan awal masuk bekerja di BPAM adalah menemukan aset yang bertebaran dimana- mana untuk dijadikan neraca pembukuan.
Pada tahun 1988 BPAM bertransformasi menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tahun 1990 Ketika dirinya berhasil menemukan aset-aset (dokumen) yang bertebaran tersebut barulah dirinya menjadi pusat perhatian.
“Awal penjajakan karir saya dari sana dan ketika berhasil saya menjadi pusat perhatian,” paparnya.
Lompatan karir mulai terjadi. Mulai dari staf biasa lalu diangkat menjadi Kepala Seksi pembukuan. Uniknya masa transisi BPAM menjadi PDAM dirinya ditawari menjadi PNS.
“Dulu kan pegawai BPAM ditawari mau memilih menjadi PNS atau karyawan swasta, saya dan rekan – rekan saya uniknya memilih menjadi karyawan swasta yang bekerja di badan milik pemerintah daerah,” katanya.
Karir Suryana tambah melesat ketika mengikuti pelatihan yang diikuti oleh PDAM seluruh Indonesia di Provinsi Jawa Barat mengenai pembukuan. Akhirnya dirinya menjadi pemenangnya. “Masih ada saya simpan penghargaan itu, sebagai kenang-kenangan bahwasannnya saya juara pertama tingkat PDAM yang diikuti seluruh Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga:Gara-gara uang Rp20 Ribu, Ayah Tega Aniaya Anaknya hingga Patah HidungAs-Syifa Al-Khoeriyyah Pastikan Kesiapan Belajar Tatap Muka
Dia semakin dipercaya diminta membuat neraca, analisis dan lainnya oleh Direktur Utama pada saat itu. Dia menduduki posisi Kepala Bagian Keuangan waktu itu.
Banyak dari PDAM di luar daerah memintanya untuk membuat analisis dan neraca. Tidak kurang dari 8 PDAM di Indonesia memintanya membuat Coorporate Plan (rencana 5 tahun ke depan) untuk operasional PDAM.