JAKARTA-Pancasila adalah kesepakatan agung Bangsa Indonesia yang menyatukan segala keragaman, perbedaan dan tujuan bangsa Indonesia. Kesepakatan itu menjadikan keragaman Bangsa Indonesia tak menjadi pemicu konflik. Justru keragaman tesebut menjadi kekayaan yang menjadi identitas dari Bangsa Indonesia.
“Pancasila adalah Misaqan Ghalizha (Kesepakatan Agung) bagi bangsa Indonesia yang menyatukan semua perbedaan kepentingan dan politik, dari semua elemen bangsa” demikian dikatakan Direktur Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Drs. H. Sahlan. M.Si, dalam Launching dan bedah Buku “Darul Misaq” (Indonesia Negara Kesepakatan) karya besar pemikiran Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. DR. ( HC). K.H. Ma’ruf Amin, Senin 7 JUni 2021 di Auditorium Gedung University Training Center, UNJ. sebagai rangkaian Dies Natalis Universitas Negeri Jakarta ke 57.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Rektur UNJ, wakil rector UNJ , Prof. Dr. Masykuri Abdillah Staf Khusus Wapres RI, Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. Pakar Pendidikan, Dr. Simon Petrus Lili Tjahjadi Dosen Filsafat Ketuhana STF Driyarkara, dan Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd Direktur Parcasarjana UNJ dan para dosen UNJ. Sementara Wakil Presiden RI, K.H. Maruf Amin memberikan sambutan secara virtual dari Kantor Wakil Presiden.
Baca Juga:Kawasan Wisata Punclut Minim PAD, Ini PenyebabnyaDirut BRI: Pemimpin Transformatif, Kunci Survive dan Tumbuh Berkelanjutan di Era Digital
Sahlan yang mewakili Kepala BPIP Prof. Yudian menegaskan bahwa, saat ini Pancasila adalah “Asas Bersama” yang mentransformasikan Kebhinekaan (multietnikalisme dan multikulturalisme) Indonesia menjadi ketunggal-ikaan masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi rujukan utama dalam peri-kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana nilai-nilai luhur Pancasila harus terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Nilai-nilai yang ada dalam Pancasilaa, sama dan sebangun dengan nilai-nilai semua agama. Pancasila compatible dengan nilai agama. Namun Pancasila tidak bisa menggantikan atau tidak bisa mensubstitusi agama,” tegasnya.
Saat ini lanjut Sahlan, Pancasila menghadapi tantangan dari sekelompok orang yang ingin mengganti Pancasila dan UUD’45 dengan konsep Khilafah, ideologi global dan ideologi trans nasional. Jika ideologi tersebut dibiarkan dan tumbuh kembang di bumi Indonesia, maka Indonesia akan seperti negara-negara yang berkonflik. Beruntung Bangsa Indonesia memiliki Pancasila yang menjadi penyatu dari semua perbedaan tersebut dan menjadi jembatan untuk menyatukan semua perbedaan.