Heri Hermansyah menegaskan kehadiran kawasan industri masyarakat setempat tidak hanya menjadi tuan rumah, tapi harus menjadi pelaku atau bagian dari pembangunan.
“Kami berharap, dalam hal ini masyarakat sekitar bukan hanya menjadi tuan rumah tapi sekaligus menjadi pelaku atau bagian langsung dari kawasan industri ini. Intinya, kehadiran kawasan ini benar benar membawa keberkahan dalam segala bidang. Salah satu hal yaitu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang secara fisik dan mental dapat berperan dalam era industri tersebut disamping menjaga budaya dan kearifan lokal,” jelas Heri.
Sementara salah seorang Tokoh Masyarakat Cipeundeuy, Dasum Mulyadi menyatakan, dia merespon baik dengan rencana Cipeundeuy jadi lokasi kawasan industri termasuk ada rusun yang akan dibangun.
Baca Juga:Dinas Pertanian dan Tanan Pangan Kabupaten Subang Jaring Fasilitator DesaCegah Penyebaran Covid-19, Pemerintah Kecamatan Cibogo Melakukan Penyemprotan Desinfektan dan Tracking
“Kalau memang ada rusun atau yang lainnya terkait kawasan Industri, itu terlepas dari program pemerintah. Itu sih menurut saya boleh-boleh saja, akan tetapi masyarakat wilayah Kecamatan Cipeundeuy pun harus dipikirkan dari dampak kawasan industri tersebut. Hal ini masyarakat harus dapat bisa bekerja. Jangan sampai masyarakat sekitar bisa nonton saja. Hal ini tentunya warga masyarakat yang ingin bekerja tersebut harus diakomodir dengan baik,” ucap Dasum Mulyadi.
Dasum berharap, pemerintah bisa dapat memberikan tempat-tempat Balai Latihan Kerja (BLK), agar warga masyarakat dapat terkoordinir dengan baik.
Belum Ada Sosialisasi ke Masyarakat
Sementara itu Tiga Kepala Desa dari Kecamatan Cipeundeuy, yakni Kepala Desa Wantilan Komarudin, Kepala Desa Kosar Asep Sugianto, Kepala Desa Sawangan Sade Alex belum lama ini bertandang ke Kantor DPRD Kabupaten Subang.
Kedatangan tiga kepala desa tersebut masih soal rencana pembangunan Kawasan Industri Subang Smartpolitan Suryacipta, yang dikhawatirkan akan berdampak negatif pada tiga desa tersebut.
Kepala Desa Wantilan Komarudin, mewakili Kepala Desa yang lain pada awak media menyampaikan, minimnya komunikasi stakeholder terkait baik itu dari pihak Surya Cipta maupun pemerintah, membuat masyarakat jadi gelisah tak menentu dan akhirnya harus mengadu ke wakil rakyat.
“Kami ingin meminta kejelasan baik dari Pemkab Subang maupun Pihak Suryacipta terkait AMDAL, rekrutmen tenaga kerja, kompensasi bagi warga yang lahannya tergusur dan kehilangan mata pencaharian serta, serta komitmen pihak perusahaan Surya Cipta terkait pembangunan kesejahteraan warga masyarakat setempat,” ujar Komarudin.