SUBANG-Enam perawat yang bertugas di RSUD Kelas B Subang wafat karena paparan Covid-19 hingga bulan Juni 2021. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sangat berduka dan berharap Pemerintah Kabupaten Subang membuka mata terhadap paparan Covid-19, yang makin menggila.
Ketua PPNI Kabupaten Subang, Tommy Hidayat A.mk.SKm merasa sangat berduka atas wafatnya perawat yang bertugas di RSUD kelas B Subang pada pukul 00.00 WIB dan sudah dimakamkan. “Ada satu perawat wafat. Positif Covid-19 dan sudah dimakamkan hari ini,” terangnya.
Dijelaskan Tommy, untuk yang wafat secara keanggotan PPNI Subang ada enam perawat. “Yang aktif bekerja ada empat orang, dua orang lagi sudah pensiunan. Sudah ada enam orang perawat, yang secara keanggotan PPNI Subang yang wafat,” ungkapnya.
Baca Juga:Dugaan Swab Ilegal PT KPSS, Kantor Hukum Arya Mandalika Lapor PolisiSeleksi Dirut SS Masuk Babak Akhir, Bupati: Dana PI Hanya Boleh Digunakan Maksimal 20 Persen
Dijelaskan Tommy, jumlah anggota PPNI Subang ada lebih 2.000. 10 diantaranya, sedang isolasi mandiri dan bertugas di rumah sakit dan puskemas.
Tommy menambahkan, pemerintah atau instansi harus ada perhatian, kepada tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab, menurutnya, di Kabupaten Subang tidak ada tempat khusus untuk perawatan tenaga kesehatan. Meski sempat diadakan oleh RSUD Kelas B Subang tempat khusus tersebut waktu dulu, namun seiring waktu berjalan kebutuhan pasien umum lebih banyak. Akhirnya ketika tenaga kesehatan membutuhkan tempat khusus tersebut, tidak tersedia.
“Dulu kan pernah Ada tempat khusus tersebut di RSUD, minggu kemarin kita sampai merujuk ke RS Umi di Bogor, karena tidak tersedia tempat khusus perawatan tenaga kesehatan di RSUD Kelas B Subang,” imbuhnya.
Tenaga kesehatan yang memakai APD level 3, sudah sangat bagus. “Akibat penggunan yang cukup lama hingga berjam-jam.maka akan membuat lelah tenaga kesehatan itu sendiri dan juga akan menurunkan imunitas,” katanya.
Masih menurut Tommy, pihaknya juga mengusulkan kepada Pemerintah Daerah ataupun dinas terkait, agar bisa memberikan vitamin, extra pudding dan alat-alat kedaruratan. Seperti oksigen, oksimeter dan lainnya kepada tenaga kesehatan, yang bisa meningkatkan imunitas. “Hingga saat ini, para tenaga kesehatan memenuhi kebutuhan hal tersebut dengan uang dari saku sendiri. Dulu sempat ada dari Dinas Sosial, namun sejak anggaran terpangkas, maka tidak ada lagi. Untuk itu kita akan mengusulkan kembali anggaran untuk pemenuhan kebutuhan tersebut ke Pemkab Subang,” katanya.