SUBANG-Bimbingan Baca Anak Mandiri (Bimbam) saat pandemi ini menjadi pilihan para orang tua. Alasannya, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah belum kunjung dilakukan.
Bimbam merupakan alternatif pendidikan non formal saat PTM belum diberlakukan. Salah satu orang tua, Dian Handayani (35) mengaku harus kembali mendaftarkan anaknya ke Bimbam padahal usianya sudah menginjak 7 tahun.
“Harusnya kan ke sekolah dasar. Hanya karena belum PTM saya pilih ke Bimbam aja dulu, buat ajarin anak menulis, baca, dan hitung saja,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres, Rabu (14/7).
Baca Juga:Korupsi Dana BOS, Kepala Sekolah di Karawang Divonis Satu Tahun, Jaksa Pikir-pikirDiundur? Anggaran Prokes Nihil di Pilkades Serentak
Menurut Dian, pelaksanaan Bimbam belum bisa dilakukan secara berkelompok. Bimbam dilaksanakan di rumah masing-masing. Dia belum tahu apakah nanti pelaksanaan pembelajaran bisa di tempat bimbam, mengingat saat ini masih PPKM Darurat.
“Ya tidak ada pilihan, soalnya saya sadar diri saja kalau mengajar anak itu tidak terlalu bisa begitu. Ada metodenya sendiri, perlu sabar, dan sebagainya, jadi saya lebih percayakan ke Bimbam aja,” tambahnya.
Lilis Lisnawati (30) orang tua siswa mengaku tahun ini semestinya anaknya sudah harus menginjak pendidikan sekolah dasar. Namun lantaran belum ada kepastian akan diberlakukan belajar tatap muka, maka dia memilih menunda kelanjutan pendidikan anaknya tersebut.
“Anak saya memang sebelumnya sudah di Paud Bimbam, harusnya ya sekarang ke SD. Tapi saya tahan dulu aja lah biar belajarnya di Paud dulu aja,” paparnya.
Kepala Unit Bimbam Subang, Yanti membenarkan jika saat ini banyak orang tua yang memilih kembali daftarkan anaknya atau menahan anaknya untuk tetap di Bimbam. Alasan dari berbagai orang tua, kata Yanti, para orang tua mengaku tidak bisa mengajari anak-anaknya.
“Betu, emang sekarang banyak yang daftar lagi dan menahan anak-anaknya ya alasan mereka tidak bisa mengajarkan, itu saja sih,” ungkapnya.
Padahal menurut Yanti di Bimbam sendiri belum bisa melakukan tatap muka sesuai intruksi pemerintah, sebagian orang tua bahkan memilih untuk pengajaran privat, les di rumah masing-masing.
Baca Juga:Pemkab Dinilai Kurang Jeli Terapkan PPKM, DPRD Evaluasi Penanganan Covid-19Musim Pandemi, Angka Perceraian di Subang Tinggi
“Kalau tatap muka ya di kami juga belum, jadi sebagian ada yang memilih privat, gurunya datang ke rumah,” tukasnya.(idr/ysp)