Modal Habis Langganan Hilang, PPKM Sengsarakan Pedagang Kaki Lima

Modal Habis Langganan Hilang, PPKM Sengsarakan Pedagang Kaki Lima
0 Komentar

PURWAKARTA-Rampungnya waktu Pemberlakunan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 25 Juli, dan belum adanya rencana perpanjang, disambut baik para Pedagang Kaki Lima (PKL). Sejumlah PKL bahkan membandingkan bahwa, PPKM lebih menyakitkan dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Selain mengurangi omzet penjualan lebih dari 60 persen, PPKM juga dinilai menebar ketakutan materi buat para pedagang PKL. “Lebih mending PSBB dari pada PPKM, selain masih ada ruang buat kami jualan. Pembeli juga gak takut beli, sehingga gak begitu menggangu penghasilan. Beda sekali dengan PPKM,” ungkap Ceri salah seorang pedagang PKL yang berhasil diwawancara di lokasi jualannya.

Dia menyebut sejumlah PKL trauma dengan penerapan Tindak Pidana Ringan yang diberlakukan pemerintah dengan keputusan sidang membayar denda hingga jutaan rupiah. “Untung kami berapa sih pak dari jualan makanan, beberapa teman kami kena denda ratusan ribu bahkan jutaan saat kedapatan melayani makan di tempat. Kasihan kami, kasihan pembeli langganan yang juga kewajiban bayar denda,” ucapnya.

Baca Juga:Mapay Lembur Sebar Bansos Ringankan Warga TerdampakVaksinasi 30.000 Dosis untuk Tujuh Wilayah

Dia berharap PPKM tak diperpanjang lantaran banyak pedagang yang gulung tikar. Selain kehilangan penghasilan dan mata pencaharian, PPKM hilangnya langganan membuat khususnya bisnis kuliner berfikir pada tahap pasrah.

“Berjualan salah, menghabiskan modal saja. Diam gak jualan lebih parah keluarga gak bisa makan kelaparan, belum lagi biaya pendidikan, listrik dan biaya lain. Bantuan sembako buat warga kami syukuri, buat kami pedagang yang sudah kehabisan modal, kami harap pemerintah mengerti dan kami pasrah selanjutnya,” pungkasnya.(mas/sep)

 

0 Komentar