Kesulitan Mencari Nafkah Akibat PPKM, Pedagang: Kami Sudah Lelah

Kesulitan Mencari Nafkah Akibat PPKM, Pedagang: Kami Sudah Lelah
YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES PEREKONOMIAN: Aktivitas perekonomian di Pasar Inpres Pamanukan, Senin (26/7). Para pedagang mengaku terkena dampak Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang menyebabkan menurunnya hingga 60-70 persen.
0 Komentar

SUBANG-Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diiringi sejumlah pelonggaran. Termasuk jam operasional buka bagi para pedagang kaki lima, UMKM, warung makan, pasar hingga pertokoan.

Respon pelaksanaan perpanjangan PPKM di Kabupaten Subang sendiri termasuk di wilayah Pamanukan cukup beragam.

Salah satu pemilik warung nasi, Yuni mengungkapkan, apapun istilah dalam PPKM ia tak begitu memahami. Namun dengan sejumlah aturan yang ada, dirinya merasa kesulitan untuk mendapatkan penghasilan.

Baca Juga:Pemkab Purwakarta Targetkan 50 Persen Penduduk Divaksin Covid-19Permintaan Sayur Mayur Menurun, Petani Keluhkan Dampak PPKM Darurat

“Kita sudah mencari uang saja kesulitan, ditambah kemarin ada aturan bahkan saya tidak mengerti,” ungkapnya.

Yuni mengaku selama PPKM omzetnya menurun cukup drastis hingga 60-70%.

“Ada pembatasan waktu jualan, tidak boleh makan di tempat. Sejujurnya kami juga lelah dengan kondisi seperti itu dan ingin semuanya ini cepat selesai,” imbuhnya.

Roni Firmansyah pedagang sembako di Pasar Inpres Pamanukan menyampaikan, meskipun selama PPKM tokonya diberikan kelonggaran untuk buka dengan jam operasional tertentu, namun akibat pembatasan tersebut juga ada penurunan penjualan.

“Dampaknya jelas ada, karena ada pembatasan kan.  Makanya dampak dari kerugian PPKM ini terasa,” ucap Roni.

Roni berharap, kondisi pandemi Covid-19 ini dapat segera ditangani. Sebab hingga saat ini kondisi perekonomian yang sulit juga dirasakan dirinya sebagai pelaku usaha.

“Terasa banget memang kondisinya ini, jualan pun berat. Bersyukur ya ada saja, ya tapi memang berat,” imbuhnya.(ygi/ysp)

 

0 Komentar