SUBANG-Dampak kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bukan hanya dirasakan oleh pedgang kecil saja. Tetapi juga dirasakan oleh pengusaha ternak ayam broiler.
Pada usaha aya broiler ada keterlambatan panen dan umur panen menjadi panjang, bobot ayam bertambah dan biaya pakan meningkat. Dengan begitu maka akan menambah biaya produksi dalam satu periode panen.
Pengusaha agro ternak ayam broiler H. Didi Karnedi asal Desa Cidadap Kecamatan Pagaden Barat mengatakan, keterlambatan panen dan umur panen disebabkan oleh banyaknya rumah makan yang tutup, acara hajatang berkurang serta sektor pariwisata yang tidak stabil.
Baca Juga:Kelompok Milenial Penyumbang Terbesar Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kabupaten KarawangIbu Hamil Boleh Vaksin
Pada panen periode kali ini dirasakan ada keterlambatan pesanan dan distribusi hasil ternaknya. “Dengan kondisi seperti ini, sulit mengukur keuntungan. Sedangkan biaya produksi bertambah jika umur panen lambat dari Rp 1,2 miliar bisa mencapai Rp1,3 miliar ada selisih Rp100 jutaan,” kata H. Didi.
Satu periode panen biasanya ditaksir 3 hingga 5 hari tuntas. Dalam arti hasil ternak sudah terangkut dan terdistribusikan. Sementara untuk saat ini umur panen lebih dari 5 hari bahkan satu minggu lebih.
“Biasanya usia ternak 30 hingga 35 hari tuntas habis oleh pemesan. Sekarang umur ternak sudah 38 hari masih banyak,” tuturnya.
Jumlah populasi ternak ayam yang dikelolanya sekitar 40.000 ekor. Dengan jumlah pekerja 4 orang. Bekerja siang dan malam hingga panen pada umur ternak 30 harian.
“Kalau kita sih inginnya aturan PPKM ini dicabut dan pandemi Corona hilang, agar usaha lancar kembali normal,” tukasnya.(dan/ysp)