Oleh : Feri Rustandi, S.Pd, M.M
(Ketua JSIT Subang dan Guru SMAIT As-Syifa Boarding School)
Tanggal 17 Agustus telah tiba, dimana hari itu adalah hari bersejarah bagi rakyat Indonesia, hari dimana di proklamasikan kemerdekaannya setelah ratusan tahun hidup dalam cengkraman penjajahan. Suasana jalan raya, gang di setiap rumah di ramaikan dengan pemasangan bendera merah putih dan umbul-umbul yang berwarna-warni. Bangsa Indonesia tidak akan lupa setiap tahunnya, bahkan tidak sedikit orang asing baik di dalam atau di luar negeri ikut memeriahkan agustusan dengan beraneka perlombaan khas seperti balap karung, lomba makan kerupuk, lomba merias rumah dan lain sebagainya.
Kemerdekaan Indonesia adalah nikmat dari Allah SWT atas jerih payah rakyat Indonesia dalam semua pengorbanannya dari mulai harta, tenaga dan tumpahan darah dan jiwa melayang untuk sebuah kemerdekaan. Namun pada saat ini ritual atau euporia itu akan berbeda dengan semestinya, pandemi covid-19 belum berakhir malah sudah memasuki tahun ke-2. Otomatis penyelenggaraan 17 agustusan pun akan terasa berbeda, apakah ada upacara yang megah di Istana Negara, di sekolah di perkantoran mungkin itu hanya harapan saja tidak akan menjadi kenyataan seutuhnya. Karena saat ini masih diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kalau pun ada dengan jumlah terbatas atau sebagian besar dilakukan secara daring atau virtual. Pandemi Covid-19 memberikan Multiplier Effect semua sendi kehidupan. Yang sangat terasa salah satunya dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Masyarakat susah mencari penghasilan dan sampai sekarang siswa masih mengandalkan belajar daring dari rumah.
Merdeka dari Covid-19
Tentu semua orang berkeinginan agar segera bebas dari wabah yang melanda ini, ingin menjalankan kehidupan sebagaimana biasanya secara normal, tapi tidak sedikit di beberapa negara maju yang sudah mulai tidak tertekan dengan covid-19, mereka dibilang sukses melakukan pencegahan dan penularan, hal ini di tandai dengan sudah mulai melonggarkan protokol kesehatannya, termasuk mengizinkan warganya untuk beraktivitas tanpa masker, sebut saja negara Turki, Korea Selatan, Denmark, Selandia Baru dan lain sebagainya, bahkan terlihat pada piala eropa, para penontonnya banyak tidak memakai masker.