Pasundan Ekspres – Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, nilai ekspor produk olahan pertanian periode Januari – Oktober 2021 tembus Rp478,48 triliun. Sementara total nilai ekspor dengan produk pertanian segar mencapai Rp518,85 Triliun.
“Kontribusi ekspor produk olahan pertanian nilainya mencapai 92,22 persen dari total keseluruhan ekspor pertanian Indonesia selama Januari – Oktober 2021,” jelas Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, Jumat (19/11/2021).
Menurut Kuntoro, upaya hilirisasi perlu dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi produk pertanian yang akan diekspor. Dengan penguatan hilirisasi, diharapkan komoditas yang diekspor tidak lagi berbahan baku, namun berbentuk produk turunan atau barang jadi.
Baca Juga:Camat Minta Dana Kebencanaan, Sudah Diusulkan Tapi Belum RealisasiAda 18 Adegan Peragaan Pembunuhan Khairul Amin, Rekontruksi Dilakukan di Sejumlah Lokasi
“Dengan begitu, produk ekspor kita memiliki nilai yang lebih tinggi,” paparnya.
Secara keseluruhan, tercatat total nilai ekspor pertanian Januari – Oktober 2021 yang meliputi produk olahan dan segar mencapai Rp 518,85 triliun. Nilai tersebut naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pada Januari – Oktober 2020, nilai ekspor pertanian kita mencapai Rp352,09 triliun. Jadi pada tahun ini, kita meningkat hingga 47,37 persen,” paparnya.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, produk pertanian memang ikut mendongkrak kinerja ekspor sektor industri pengolahan pada Oktober 2021.
Minyak kelapa sawit tercatat berkontribusi sebesar 18,52 persen dan produk-produk kimia dasar organik yang bersumber dari pertanian juga tumbuh sebesar 3,74 persen,” beber Margo, pada konferensi pers BPS, Senin (15/11) kemarin,
Menurut Margo, kinerja ekspor Indonesia terlihat terus mengalami peningkatan. Pada periode Januari sampai Oktober tahun ini, Indonesia tercatat membukukan USD186,32 Miliar, atau meningkat 41,8% dibandingkan periode sama tahun lalu.
“Kinerja nilai ekspor kita lebih baik dari tahun 2019 maupun 2020. Semoga hal ini bisa berdampak pada pemulihan ekonomi nasional,” imbuhnya. (Fin/Jni)