JAKARTA – Harga emas anjlok ke level terendah tiga pekan pada Selasa, terimbas sentimen negatif pencalonan kembali Chairman Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang memicu spekulasi kenaikan suku bunga lebih cepat, memperkuat dolar dan imbal hasil US Treasury.
Harga emas di pasar spot turun 0,9 persen menjadi USD1.788,51 per ounce pada pukul 02.13 WIB, demikian menurut laporan Reuters, Selasa (23/11/2021) atau Rabu (24/11/2021) dini hari WIB.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 1,3 persen menjadi USD1.783,8 per ounce.
Baca Juga:Sistem Transaksi Tol Tanpa Sentuh Diberlakukan Tahun DepanCegah Banjir, Penanganan Tanggul Jebol di Ciasem Dikebut
Terperangkap dalam penurunan emas, perak spot juga merosot 2,8 persen menjadi USD23,49 per ounce, platinum jatuh 4,7 persen menjadi USD964,42 per ounce dan paladium melorot 4,5 persen menjadi USD1.865,68 per ounce.
Harga emas jatuh hampir USD100 sejak mencapai level tertinggi lima bulan di USD1.876,90 per ounce minggu lalu.
Namun, Ross Norman, analis independen, mengatakan “terlalu dini untuk meninggalkan emas.”
“Inflasi masih terus meningkat, dan ada pembatasan Covid-19 di Eropa sekali lagi,” papar Norman.
Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi kenaikan imbal hasil Treasury menantang status itu karena diterjemahkan ke dalam opportunity cost yang lebih tinggi untuk memegang logam kuning.
Hal ini membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya, Indeks Dolar (Indeks DXY) relatif stabil, sementara imbal hasil US Treasury menguat.
“Emas mengalami panic selling selama 48 jam terakhir dan saya akan menyalahkan sebagian besar dari pelemahan itu karena kenaikan imbal hasil US Treasury 10-tahun. Ketika kurva imbal hasil semakin curam, emas berjangka tidak merespons dengan baik,” kata Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures di Chicago.
Baca Juga:Perahu Penyebrangan Tenggelam, Satu Hilang Enam SelamatAfrizal Ajak Alumni Politeknik Negeri Bandung Mengabdi pada Negeri
Investor berspekulasi Powell akan meningkatkan kecepatan saat bank sentral menormalkan kebijakan moneter untuk mengatasi lonjakan harga konsumen. Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen akan muncul di hadapan Komite Perbankan Senat pekan depan. (git/fin)