RAGAM-Indonesia termasuk negara dengan keragaman produk bambu yang tinggi. Dari 1.439 jenis bambu di dunia, 162 jenis bambu ada di Indonesia. Dari seluruh bambu yang tumbuh di tanah air, ada sektiar 124 jenis asli Indonesia dan 88 jenis endemis (lipi.go.id).
Jenis bambu tersebut memberikan manfaat dan produk yang beragam.
Di bidang seni, terdapat alat musik bambu seperti seperti Angklung (Sunda), Ridik (Bali) dan Calung (Sunda dan Jawa).
Pemanfaatan bambu untuk konstruksi, peralatan rumah tangga, konsumsi, dan obat herbal juga telah lama dikenal masyarakat nusantara.
Baca Juga:Buruh Minta 10, Bupati Rekomendasi 5 PersenMembantu Sesama Melalui Karya Rupa Inti Kolaborasi Axton Salim, Dian Sastrowardoyo dan Iwan Effendi
Pemanfaatan untuk konservasi juga telah lama dilakukan, seperti yang terlihat dari banyaknya rumpun bambu di sepanjang sungai, khususnya di Jawa. Melalui kemampuannya dalam menyerap air dan mengikat tanah, bambu dapat mencegah terjadinya erosi, sedimentasi, dan longsor.
Terkait mitigasi perubahan iklim, bambu dapat menyerap lebih dari 100-400 ton/ha/ tahun karbon dioksida.
“Kehidupan masyarakat Indonesia tak lepas dari fungsi tanaman bambu, bahkan dari sejak lahir sampai meninggal. Namun, masih sedikit masyarakat Indonesia termasuk generasi muda yang memiliki pengetahuan tentang bambu, baik dari jenis, manfaat, keunggulan, dan perannya dalam menjaga peradaban dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan semua pihak untuk mengedukasi, sekaligus melestarikan tanaman bambu Indonesia,” ujar Manajer Program Pertanian Yayasan KEHATI Puji Sumedi Hanggarawati dalam keterangannya, Jumat (26/11/2021).
Berikut, beberapa manfaat bambu yang digunakan oleh masyarakat tradisional Indonesia, bahkan masih banyak yang digunakan sampai saat ini.
Manfaat Bambu Bagi Manusia
Bambu Sebagai Alat Potong Tali Pusar dan Sunat
Pada masa lalu di masyarakat Jawa dan Sunda, bambu digunakan untuk memotong tali pusar. Sebatang bambu disayat kulitnya untuk mendapatkan potongan tipis yang tajam. Di Jawa, pisau tajam dari kulit bambu ini disebut Welad.
Pada masa lalu, terdapat dukun sunat yang menggunakan welad. Bahkan ada catatan bahwa tepung berwarna kuning kecoklatan yang terdapat di dalam rongga bambu digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka sunat. Tepung tersebut ditaburkan di atas luka. Belum ada catatan tentang senyawa aktif apa yang ada dalam tepung buluh bambu yang berperan dalam penyembuhan luka.