Cegah Potensi Hama, Petani Diminta Kooperatif

Kepala UPTD Pengendalian Tanaman Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Wawan Hermawan
Kepala UPTD Pengendalian Tanaman Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Wawan Hermawan
0 Komentar

PURWAKARTA-Fenomena alam La Nina yang saat ini terjadi di Indonesia bakal berdampak buruk pada hasil pertanian, terutama tanaman padi. Bahkan ada jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang tanaman padi di musim penghujan ini.

“Penyakit yang sering terjadi pada tanaman padi disebabkan jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri tersebut tidak terlihat organisme yang menyerang tanamannya. Sedangkan hama yang menyerang tanaman bisa dilihat,” ujar Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Kadispangtan) Kabupaten Purwakarta Sri Jaya Midan Melalui Kepala UPTD Pengendalian Tanaman Wawan Hermawan di ruang kerjanya, Selasa (30/11).

Dijelaskannya, penyakit yang sering terjadi menyerang tanaman padi pada musim hujan biasanya bacterial leaf blight. Ini ditandai dengan bercak cokelat pada daun padi. Selain bacterial leaf blight jenis penyakit lainnya adalah blas dengan ciri bercak cokelat pada daun dan batang.

Baca Juga:Untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas, Kemensos mengembangkan berbagai inovasi alat bantuHadirkan BRILIANPRENEUR 2021, BRI Majukan UMKM Indonesia ke Kancah Dunia

“Penyakit blas tersebut berbentuk persegi empat dan tingkat sebarannya bisa meluas dari satu batang ke batang lain,” kata Wawan.

Hama yang sering terjadi pada musim hujan, lanjut Wawan, adalah penggerek batang atau sundep yang biasa disebut bebeluk. Jika tanaman padi terserang hama penggerek batang maka pucuk tanaman padi akan layu.

“Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit pola tanam harus dilakukan secara serentak pada satu hamparan. Hindari jadwal tanam berbeda antara satu petak sawah dengan sawah lainnya pada satu hamparan,” ujar Wawan.

Dirinya juga mengimbau, di musim hujan petani agar menggunakan benih tanaman yang memiliki ketahanan terhadap penyakit. Benih yang direkomendasikan di antaranya Inpari 32 HDB dan Inpari 1 sampai 10 karena tahan terhadap bacterial leaf blight yang tahan genangan air.

Upaya lainnya adalah dengan cara menggunakan pestisida sebagai alternatif pengendalian secara bijaksana.

“Petani dalam menggunakan pestisida harus tepat waktu, tepat dosis, tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis, tepat cara penggunaan,” katanya.

Menyikapi hal ini, Wawan meminta kepada seluruh petani yang ada di Kabupaten Purwakarta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hama jamur, bakteri serangan hama WBC. Sebab, jika tidak cepat ditanggulangi, maka petani akan mengalami gagal panen (puso).

0 Komentar