Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Beratkan Pedagang Kecil, Berimbas pada Ongkos Produksi

HARGA JUAL NAIK: Reza penjual ayam geprek terpaksan menaikan harga jual lantaran biaya prosukdi yang membengkak akibat bahan baku yang mahal. (EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES)
HARGA JUAL NAIK: Reza penjual ayam geprek terpaksan menaikan harga jual lantaran biaya prosukdi yang membengkak akibat bahan baku yang mahal. (EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES)
0 Komentar

BANDUNG BARAT – Imbas kenaikan harga minyak goreng di pasar dikeluhkan oleh para pedagang makanan kaki lima. Pasalnya ongkos produksi menjadi naik berlipat ganda.

Seperti dialami oleh Agus penjual gorengan di Lembang Bandung Barat, ia terpaksa harus menaikan harga jualnya, dengan risiko makanan yang mereka jajakan mengalami penurunan minat pembeli.

“Harga minyak dulu saya beli per liter harganya Rp14.000, sekarang mencapai Rp19.000-Rp20.000 perliter,” ucapnya.

Baca Juga:Waspada! Ini Perbedaan Whatsapp Aero Dan Whatsapp RegulerAkibat Ini Pengadilan Negeri (PN) Purwakarta Dilaporkan ke Bawas MA

Bukan hanya disitu, Agus pun keluhkan kenaikan harga tepung terigu yang mencapai 20 persen. “Bukan hanya minyak terigu pun harganya naik, jadi deh saya naikan harga jual gorengannya,” ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh reza penjual ayam Geprek. Selain minyak goreng, harga ayam juga belum stabil.

“Harga ayam masih tinggi, terigu mahal minyak mahal tapi saya tetap bertahan berjualan ayam geprek ini,” jelasnya.

Seorang Ibu rumah tangga, Aisyah juga keluhkan harga minyak goreng yang belum turun.

“Katanya sih dari pemerintah mau turun harga tapi di Lembang Bandung Barat masih belum turun,” paparnya (eko/sep)

 

0 Komentar