Viral video siswi SMP di Makassar berkelahi menjadi perhatian public setelah tersebar di medsos.
Dalam video tersebut, sejumlah siswi terlihat sedang menyiksa satu siswi lainnya dengan menjambak rambut hingga memukulnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin Mustakim mengatakan, video tersebut merupakan bagian dari konten.
Baca Juga:Akhir Kasus Gugatan Rp1 Miliar Untuk Tujuh Buruh di Subang, Begini EndingnyaPemkab Karawang Bakal Menertibkan Bangunan Liar di Sepanjang Jalan Interchange Karawang Barat
Di dalam video tersebut merupakan siswi SMPN 21 Makassar yang membuat konten. Sementara siswi SMPN 13 Makassar kebetulan lewat.
Muhyiddin telah mengundang semua pihak terkait, termasuk pihak sekolah dan orang tua siswa untuk membahas itu.
“Kami hadirkan Kepala sekolah di dua sekolah SMPN 13 dan 21 untuk memastikan bahwa apa yang viral tidak seperti itu,” katanya.
“Yang membuat konten ini adalah siswa SMP 21 semua. Mereka kelas 8, satu kelas semua. Tidak ada bully. Yang membuat konten juga itu menganggapnya lucu-lucu,” sambungnya.
Dia menjelaskan, kronologinya mereka pulang bersama-sama dari sekolah. Kemudian di jalan buat konten.
“Persoalannya sebenarnya persoalan sepele. Ini adalah konten. Karena setelah kami klarifikasi ke orangtua, ini ada konten lucu-lucuan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, yang tersebar hanya potongannya video kekerasannya. Padahal ada alur ceritanya.
Baca Juga:Pemerkosa Belasan Santri Terancam Hukuman Mati, Abu Janda Kembali Sentil KadrunAkibat Ini Pengadilan Negeri (PN) Purwakarta Dilaporkan ke Bawas MA
“Saat melakukan itu kan ada jeda makan minum, lalu lanjut. Kalau berkelahi kan lanjut terus sampai babak belur. Yang terjadi kan tidak ada babak belur,” jelas Muhyiddin.
Lebih jauh ia menegaskan, persoalan video tersebut telah selesai. Pihak sekolah langsung menyelesaikan.
Viral Video siswi SMP Berkelahi, Ternyata Ini Faktanya
Kendati demikian, ia meminta agar ke depannya dalam membuat konten yang bisa mengedukasi.
“Kami minta pihak sekolah bagaimana mengawasi dan memantau anak-anak agar jangan sampai terulang,” pungkasnya.
Terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengaku tak percaya jika hal itu adalah konten.
“Lebih cilaka lagi kalau konten. Tidak mungkin konten. Dilihat dari perusahaannya bukan konten. Tadi saya lihat videonya,” jelasnya.
Danny mengatakan, dengan beredarnya video ini, orangtua harusnya lebih intens mengawasi anaknya.