Yang menyakitkan bagi PDAM jika warga tidak mau menggunakan air PDAM karena pelayanannya masih belum memuaskan; volume kecil, tidak mengalir 24 jam atau keruh. Jika sudah begitu alasan warga, sulit membujuknya.
Pada umumnya masyarakat juga sudah tahu air PDAM akan hilang karena bocor. Misal karena diinjak kendaraan besar. Pipa pecah lalu bocor. Pegawai juga pernah menemukan pencurian air. Pelaku menyambung pipa sendiri, menyambungkan ke pipa PDAM, sama saja seperti teknik mencuri listrik. Membuat sambungan ilegal. Yang berisiko tersengat listrik aja dicuri, apalagi yang cuma berisiko basah.
“Pernah kita curiga ada balong yang tanpa saluran air, tapi mengalir terus airnya. Ternyata setelah kita cek ada pipa dari bawah balong. Airnya diambil secara ilegal dari pipa PDAM. Dia gali sendiri dan disambungkan. Lalu kita tindak,” kata salahsatu direksi PDAM.
Baca Juga:Warna Seragam Satpam Baru, Netizen: Mirip Polis India?Sanksi Tegas! Sebabkan Kerumunan, Pemda Subang Tutup Sementara Wisata Taman Anggur Kukulu
Lalu apa solusinya? Untuk mengurangi kehilangan air Perumda TRS memutuskan akan segera mengganti pipa-pipa usang juga memasang water meter induk. ‘Dalam tempo 5 tahun ini penggantian pipa usang harus tuntas. Akan dicicil bertahap. Begitu tercantum dalam dokumen rencana kerja terbaru yang disusun. Sudah dipresentasikan dalam rapat kerja.
Tentu butuh uang besar untuk mengganti pipa yang rawan bocor itu. Maklum umurnya ada yang sudah lebih dari 30 tahun. Kualitas pipa 30 tahun lalu tidak akan sebaiknya sekarang. “Bisa Kerjasama dengan pihak lain. Sekarang sudah status Perumda, lebih leluasa untuk kerjasama,” kata Dirut PDAM, Kenny Kaparang, penuh keyakinan.
Kenny juga menargetkan mengganti water meter dengan yang digital. Nantinya meteran air akan terkoneksi dengan sistem komputer dan smart phone secara digital. Tidak perlu lagi cek satu-satu.
Kenny pun punya mimpi, Perumda TRS Subang nantinya punya control room yang modern. Produksi air, distribusi, pembayaran dan hal-hal teknis yang kini masih manual akan dirombak lebih modern dan digital. Termonitor per detik. Muncul grafik di layar.
“Bismillah, kita bisa! Sudah belajar ke PDAM Bogor dan Bandung, mereka ‘PDAM Sultan’ yang hebat. Kita juga ingin seperti itu,” katanya.