“Meskipun fitur penyimpanan kredensial akun dari browser sangat nyaman, tapi ada risiko kebocoran kredensial akun akibat infeksi malware,” jelas AhnLab, dilansir Senin (31/1).
Pengguna disarankan agar tidak menggunakannya dan hanya menggunakan program dari sumber yang jelas.
Sekadar informasi, Redline Stealer merupakan malware yang terbilang cukup murah dan mudah didapat di dark web, dengan harga sekitar USD 150 atau Rp. 2,1 jutaan.
Baca Juga:Hp Android Tahan Banting, Samsung Rilis Galaxy XCover 5 dan Galaxy Tab Active3, HarganyaSejumlah Pelajar Diduga Akan Tawuran Diamankan Polisi di Pamanukan
Alat berbahaya tersebut muncul pertama kali pada Maret 2020, tepat ketika pandemi mulai menyebar.
Lalu, saat terjadi lonjakan kasus Covid-19, aksi penipuan yang berkaitan dengan virus corona serta sertifikat vaksinasi juga seringkali terjadi. Jutaan orang menjadi sasaran penipuan Covid Pass yang menipu orang guna mendapatkan uang serta data sensitif. (Jni)