Dampak Kenaikan Harga BBM Belum Terlihat, Hiswana Migas Terus Memantau

PENJELASAN BBM: Pengurus Hiswana Migas DPC Subang menjelaskan dampak kenaikan harga BBM non subsidi. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
PENJELASAN BBM: Pengurus Hiswana Migas DPC Subang menjelaskan dampak kenaikan harga BBM non subsidi. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina DeX mengalami kenaikan per 12 Ferburari 2022 lalu.

Kenaikan harga BBM tersebut sesuai dengan keputusan Menteri ESDM nomor 62 /K/12/MEM/2020. Kenaikan harga berbeda-beda disetiap wilayah, berkisar Rp1.500 – Rp2.650 per liternya.

Di Kabupaten Subang, dampak dari kenaikan harga BBM non subdisi tersebut belum terlihat. Apakah ada penurunan pembelian atau tidak.

Baca Juga:Santri Tahfidz Qur’an Korban Kebakaran Bertambah Jadi Delapan orangGuru Honorer Negeri Tersingkir, Dampak Pengadaan PPPK

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPC Subang Teddi Aditia Rahman mengatakan, mengenai naiknya harga BBM non subsidi, hingga saat ini dampaknya masih belum bisa terlihat.

“Dampak dari kenaikan tersebut belum terlihat, karena kan naiknya baru kemarin-kemarin ya,” jelasnya.
Teddi belum melihat apakah setelah naiknya harga BBM non subsidi tersebut berakibat pada penurunan menurun, ataupun pengguna yang biasa memakai BBM jenis tersebut beralih ke jenis BBM lain.

“Mungkin nanti bisa terlihat dampaknya tiga sampai lima bulan ke depan. Kalau saat ini kita masih belum melihat dampaknya,” jelasnya.

Di Kabupaten Subang saat ini ada 38 SPBU. Mengenai kenaikan harga BBM non subsidi, Hiswana Migas belum menerima keluhan dari pelaku usaha di Subang. Mengenai kenaikan tersebut, Hiswana Migas akan terus melakukan pemantauan ke lapangan.

Teddi menilai, kenaikan harga non subsidi wajar. Mengingat pergerakan kenaikan harga minyak dunia sudah berjalan dari tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, saat ini Kabupaten Subang masuk PPKM level 3. Penjualan BBM semua jenis baik subsidi dan non subsidi tidak terlalu berpengaruh.

“Walaupun saat ini level 3 dimana kegiatan masyarakat harus WFH, WFO, sehingga masyarakat tidak berpergian, mungkin ada penurunan penjualan BBM namun sedikit dan tidak terlalu besar saya rasa,” jelasnya.

Baca Juga:Neng Farah Nyalon Bupati Subang, PAN Cari Pendampingnya, Minat?Innalillahi, Enam Santri Tahfid Qur’an Meninggal Terbakar

Sementara itu, warga Subang Hadiyat (42) mengatakan, kenaikan harga BBM non subsidi tidak berpengaruh terhadapnya. Dia sehari-hari menggunakan BBM jenis Pertalite. Sehingga dia tidak keberatan atas kenaikan tersebut.(ygo/ysp)

0 Komentar