PURWAKARTA-Produsen benih sayuran ‘Cap Panah Merah’ PT East West Seed Indonesia (Ewindo) menggelar Cap Panah Merah Expo 2022 secara live virtual untuk menjangkau jutaan petani dari seluruh Indonesia dengan tema “Tetap Dekat di Tengah Pandemi”.
Expo Live Virtual pertama benih sayuran ini menghadirkan varietas-varietas sayuran unggul terbaru, teknologi budidaya pertanian, hingga konsultasi dengan pakar untuk memberikan solusi yang dihadapi para petani.
Acara ini dihadiri oleh petani, pedagang, toko pertanian dan para mitra Ewindo dan juga dapat disaksikan secara live di channel YouTube Panah Merah TV.
Managing Director Ewindo Glenn Pardede mengatakan, Expo Live Virtual ini sekaligus untuk mengobati kerinduan sahabat petani yang pada masa sebelum pandemi selalu dapat berkumpul pada expo tahunan yang digelar Ewindo.
Baca Juga:Menko Airlangga Sepakati Berbagai Kerja Sama Strategis, Indonesia dan Korea Selatan Saling Dukung Pemulihan Ekonomi Pasca PandemiPerda Ekraf Penguatan Ekonomi Kerakyatan
“Expo ini merupakan salah satu wujud keseriusan Ewindo dalam membantu mewujudkan kemajuan sektor hortikultura nasional melalui penyediaan benih unggul dan pembinaan kepada petani,” ujar Managing Director EWINDO Glenn Pardede, Senin (21/2).
Para petani, sambungnya, tidak hanya dikenalkan dengan benih unggul berkualitas, tetapi juga berkonsultasi, tukar pikiran dan mengetahui teknik terbaru dalam budidaya sayuran.
Cap Panah Merah Expo 2022 menampilkan produk-produk unggul hasil benih sayuran berkualitas dari para pemulia Ewindo. Di antaranya seperti Jagung Manis PERKASA F1, Cabai Rawit RAWITA F1, dan Melon ALINA F1.
Selain itu, ada pula Bawang Merah Biji SANREN F1, Cabai Besar BAJA MC F1, Terong Ungu YUVITA F1, Mentimun NEW METAVY F1 dan ERINA F1, serta tomat GUSTAVI F1.
Cabai rawit RAWITA F1, misalnya, memiliki kunggulan tahan terhadap serangan penyakit patek, salah satu penyakit tanaman yang menjadi momok bagi petani karena dapat menyebabkan gagal panen.
Penyakit patek atau dikenal sebagai antraknosa misalnya dapat mengakibatkan kehilangan panen hingga 30 persen. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Colletotrichum capsisi ini menginfeksi buah tanaman yang menyebabkan buah busuk kering hingga akhirnya rontok atau tidak bisa dipanen.
Tidak hanya tahan terhadap patek, potensi produksi Cabai RAWITA F1 juga sangat tinggi yaitu hingga 10 – 14 ton/ha. Kualitas buah yang dihasilkan juga lebih seragam, sehingga petani dapat menghemat biaya tenaga kerja.