Wangsit Siliwangi dan Mitos Keyeup Bodas di Waduk Jatigede

Wangsit Siliwangi dan Mitos Keyeup Bodas di Waduk Jatigede
0 Komentar

Ka batur urut salembur, ka dulur anu nyorang saayunan ka sakabéh nu rancagé di haténa.

Engké jaga, mun tengah peuting, ti gunung Halimun kadéngé sora tutunggulan, tah éta tandana; saturunan dia disambat ku nu dék kawin di Lebak Cawéné.

Ulah sina talangké, sabab talaga bakal bedah! Jig geura narindak! Tapi ulah ngalieuk ka tukang!

Sebagian wangsit tersebut bila diterjemahkan seperti ini:

Baca Juga:Biaya Pengobatan hingga Rp1,2 Miliar, Ojol Korban Tabrak Lari Ditanggung BPJamsostekResimen Armed Kostrad Renovasi Rumah Milik Istri Veteran di Purwakarta

Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti, keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya.

Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung Halimun terdengar suara minta tolong, nah itu adalah tandanya.

Semua keturunan kalian dipanggil oleh yang mau menikah di Lebak Cawéné. Jangan sampai berlebihan, sebab nanti telaga akan ambrol! Silahkan pergi! Ingat! Jangan menoleh ke belakang!

Ramalan tentang Waduk Jatigede Jebol juga ada pada Uga Keuyeup Bodas Resi Aji Putih. Berikut isinya:

Jatigede dikeueum bakal ngahudangkeun Keuyeup Bodas anu bakal ngabobol bendungan.

Cipelang Cikamayangan, Bandung Heurin Ku Tangtung, Sumedang Ngarangrangan, Kadipaten Kapapaten, Tomo Totolomoan, Cirebon Kabongbodasan, Ujungjaya Ujung Kajayaan, Warung Peti Tempat Mayit.

Yang Artinya: Jatigede apabila digenangi akan membangunkan kepiting putih yang akan menjebol bendungan. Adapun Kepiting Putih yang dimaksud, bukanlah kepiting hewan air seperti yang kita tahu.

Kemungkinan yang dimaksud dalam Uga ini dalah Sesar Baribis, Lembang, dan Cimandiri yang nyambung dan membentuk lengkung seperti kepiting.

Baca Juga:Vaksinasi Cegah Penyebaran Covid-19 di Kalangan SiswaIsak Tangis Iringi Kedatangan Jenazah Ibo, Korban Pembantaian KKB Papua

Benarkah demikian? Hasil Kajian Geologi DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan Lingkungan Tatar Sunda) memang sempat menyarankan rencana pembangunan waduk Jatigede dibatalkan.

Mengingat adanya gangguan neotektonik (pergeseran sesar , gempa-bumi, pembentukan push-up swells/ sembulan) yang akan terjadi. Sehingga mungkin akan mengakibatkan pecahnya tanggul akibat gempa dan pergeseran sesar-sesar dan pedangkalan dasar waduk yang terus menerus akibat proses pembubungan akibat push-up swells (sembulan).

Juga perlu diperhitungkan banyaknya dan kecepatan sedimentasi (pengendapan) aluvial dan eluvial. Apabila volume dan kecepatan sedimentasi besar akan terjadi penumpukan sedimen aluvial dan eluvial yang besar dan cepat, sehingga terjadi pendangkalan waduk secara cepat.

0 Komentar