KABUPATEN BANDUNG-Rumah Crazy rich Bandung, Doni Salmanan yang berada di Jalan Raya Soreang-Banjaran Kabupaten Bandung, dari luar nampak sepi.
Bahkan di garasi luar rumah tak terlihat kendaraan satu pun dan pagar rumah terlihat di gembok. Selain di rumah Doni, di rumah orang tua-nya di Gang Sariwangi, Desa Soreang, Kecamatan Soreang sama nampak sepi, tak ada satu orang pun yang bisa di konfirmasi.
Menurut pantauan, saat ini Crazy rich asal Bandung ini, telah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus dugaan penipuan berkedok trading binary option Quotex jadi buah bibir warga soreang Bandung.
Baca Juga:FKSS SMA Jabar Pertanyakan Peruntukan BPMU, Juga Keberatan Pencairan Dilakukan Dua TerminGandeng Karangtaruna Pangarengan, Niko Rinaldo: Jum’at Keliling Wujud Nyata Kesetiakawanan Sosial
Saat di konfirmasi, Ketua RT di kediaman orang tua Doni, Iwan mengaku, setelah Doni kaya, Doni kerap kali membagikan uang kepada tetangga dan suka memberikan bantuan sosial berupa sembako kepada warga sekitar.
Iwan juga mengatakan, Doni sejak dulu sudah tinggal di daerah tersebut dan merupakan asli warga Soreang. Sebelum terkenal Doni merupakan pekerja keras dan sempat menjadi buruh bangunan dan juru parkir.
Sebelum Terkenal, Doni Salmanan Dikenal Pekerja Keras, Pernah Jadi Kuli Bangunan hingga Tukang Parkir
“Sejak tahun 2009, Doni Salmanan dulu pekerjaannya serabutan menjadi tukang parkir di BRI Kopo kadang diterminal Soreang, bahkan tanpa malu Doni pun kerap menjadi tukang bangunan, intinya kehidupan dulu sangat perih,” kata Iwan saat di jumpai di depan rumah orang tua Doni, Kamis (10/3).
Saat ditanyakan terkait pekerjaan Doni, Iwan mengaku tidak tau dengan jelas pekerjaannya. Namun, Ia menyatakan, bahwa Doni sejak dulu pekerja keras. Menurut Iwan, ibunya Doni pun dulu mengais rezeki dengan bekerja jadi tukang jahit pakaian.
“Setelah ramai di media dan di TV kaget juga, karena saya baru tau bahwa pekerjaan dan usaha Doni melakukan penipuan. Pantes usahanya maju dan pesat ternyata salah jalannya,” ucapnya.
Sementara itu, keluarga Doni Salmanan, Rahmat (70) menceritakan masa susahnya. Bahwa Doni dulu sempat pindah ke Sumatera bersama ibunya dan terus pindah kembali ke Soreang.
“Sejak pindah lagi ke Soreang, saya jarang ketemu dengan Doni, terakhir ketemu Doni pas pernikahan Doni beberapa waktu lalu. Tapi Doni, dulunya pekerja keras karena sebelumnya saya tahu pas waktu jadi tukang parkir,” kata Rahmat.