Puasa syaban meskipun adalah puasa sunah, tapi sangat dianjurkan untuk dikerjaka. Menurut keterangan Syekh Nawawi Banten perihal puasa sya’ban adalah sebagai berikut:
والعاشر صوم أيام الأشهر الحرم وهي أربعة المحرم ورجب وذو القعدة وذو الحجة. وأفضل الشهور رمضان ثم المحرم ثم رجب ثم ذو الحجة ثم وذو القعدة ثم شعبان. وظاهر كلامهم أن باقي شهور السنة على حد سواء
Artinya, “Kesepuluh puasa pada bulan-bulan terhormat, yaitu empat bulan: Muharram, Rajab, Dzulqa‘dah, dan Dzulhijjah. Bulan paling utama adalah Ramadhan, kemudian Muharram, lalu Rajab, selanjutnya Dzulhijjah, kemudian Dzulqa‘dah, lalu Sya‘ban. Ucapan mereka dilihat secara zahir mengatakan bahwa pada bulan selain yang disebutkan kesunahannya sama, ”
(Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 192).
Syeikh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatul Zein mengatakan:
صوم شعبان لحبه صلى الله عليه وسلم صيامه فمن صامه نال شفاعته صل الله عليه وسلم يوم القيامة
Baca Juga:SMK PGRI Subang Mulai Buka PPDB, Ini Alasan Kenapa Harus Sekolah di Sini!Warga Desa Karangmulya Siapkan Gugatan Class Action Untuk BBWS
Artinya: “Puasa Sya’ban (disunnahkan) karena Rasulullah S.A.W menyukai puasa pada bulan itu. Siapa yang puasa Sya’ban, dia akan memperoleh syafaat Rasulullah SAW di hari akhirat kelak.”
Kemudian Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah menunjukkan riwayat dari Siti ‘Aisyah,
dia mengatakan:
كان أحب الشهور إلى رسول الله عليه وسلم أن يصومه شعبان، ثم يصله برمضان
“Bulan yang paling disukai Rasulullah S.A.W untuk berpuasa adalah bulan Sya’ban, kemudian dilanjutkan dengan puasa bulan Ramadhan”.