KULINER – Bika Ambon merupakan salah satu kue tradisional dari provinsi Sumatera Utara khususnya Medan. Aromanya yang harum membuat Bika Ambon ini menjadi makanan khas atau oleh-oleh favorite, jika seseorang berkunjung ke provinsi Sumatera Utara.
Bika Ambon merupakan kue pipih berwarna kuning, memiliki rongga-rongga di dalamnya. Bagian bawahnya keras karena sisa dari tempaan panas di dasar loyang. Bika Ambon biasa disajikan dalam bentuk potongan persegi.
Rasanya yang lembut, manis, dan gurih membuat kebanyakan orang menjadi ketagihan untuk menyantapnya kembali. Sehingga Bika Ambon selalu dicari oleh para wisatawan yang berkunjung. Hingga kini Bika Ambon masih menjadi ikon kuliner kebanggan kota Medan.
Mengapa Bika Ambon dari Medan bukan dari Ambon?
Baca Juga:Dongkrak Kebahagiaan, Disdik Jabar Gelar Lomba Stand Up Comedy Basa Sunda “Bodas” 2022Alokasikan Rp200 M Per Tahun, PUPR Kabupaten Subang Kebut Perbaikan Infrastruktur hingga 2023
Saat mendengar nama Bika Ambon, mungkin dalam benak terlintas pertanyaan. Mengapa nama dan asal makanan tersebut berbeda? Kue ini bernama “Bika Ambon” Tapi ko tidak berasal dari Ambon?
Sejarah Makanan Bika Ambon, Oleh-oleh Khas Sumatera Utara
Terdapat beberapa versi yang beredar di masyarakat mengenai alasan kue khas Medan ini dinamakan Bika Ambon.
Bingka atau yang biasa disebut Bika adalah kue khas melayu. Kue tersebut dijual Pertama kali di Simpang Jalan Ambon, Medan, Sumatera Utara. Alasan penamaan kue tersebut karena lokasi awal kue khas Medan ini dijual yaitu dijalan Simpang Ambon.
Versi selanjutnya mengenai alasan di balik penamaan kue khas Medan ini terkait dengan masa awal kedatangan Belanda.
Saat itu, seorang keturunan Tionghoa membuat kue yang akan dijual kepada orang Belanda di Medan. Sebelum menjualnya, ia menawarkan kepada seorang perantau asal Ambon untuk mencicipinya. Sejak saat itu, kue tersebut dinamakan Bika Ambon.
Lihat Juga: Manfaat Jus Martabe, Minuman Segar Khas Sumatera Utara
Versi lain juga menyebut bahwa nama Bika Ambon berasal dari bahasa Medan yang menggambarkan rasa kue tersebut. ‘Ambon’ dalam bahasa Medan berarti lembut, penyebutan tersebut dianggap sesuai dengan rasa dan tekstur kue tersebut. (Cdp/Jni)