Rumah Adat Perahu Kumurep
Rumah adat selanjutnya yang berasal dari Jawa Barat adalah Parahu Kumurep. Sesuai namanya, rumah Sunda ini berasal dari kata Parahu yang berarti perahu, dan Kumurep yang berarti tengkurap. Nama tersebut dipilih berdasarkan bentuk atap dari rumah adat jawa ini memang persis dengan perahu yang terbalik, di mana atapnya berbentuk limas.
Jika diperhatikan sepintas, rumah ini mempunyai desain yang tidak mudah. Bahkan lebih rumit dari rumah adat jolopong. Ada empat bagian utama rumah yang dibagi menjadi dua bagian besar. Pada bagian depan bentuknya dibuat trapesium, sementara bagian belakang dibuat segitiga sama sisi.
Rumah ini cukup sulit jika dijadikan inspirasi pada zaman modern ini karena rumah ini tidak terlalu ramah dengan air hujan. Apalagi di daerah Jawa Barat, curah hujannya tergolong cukup tinggi.
Imah Badak HeuayÂ
Baca Juga:Segera Pindah ke TV Digital, Kualitas Siaran akan Lebih BaikDigagas Ridwan Kamil, Ponpes Al-Ittifaq Jadi Percontohan Nasional Digitalisasi Pertanian
Rumah adat Jawa Barat ketiga adalah Badak Heuay, yang artinya badak menguap. Sama seperti rumah adat sebelumnya, namanya disesuaikan dengan bentuk rumah. Rumah adat jenis ini jika dilihat sepintas dari bagian depan, terutama bagian atap, nampak seperti badak yang sedang menguap. Atap yang dibuat satu besar satu kecil ini memang sengaja dibuat seperti itu. Tujuannya adalah untuk melindungi teras bagian depan rumah.
Teras yang ada di bagian depan ini digunakan sebagai tempat menerima tamu laki-laki. Di setiap teras rumah akan ditaruh meja dan kursi kayu. Jika kamu ingin melihat rumah adat satu ini, cobalah untuk berkunjung ke Sukabumi.
Di sana masih banyak ditemui imah badak heuay. Sebagai pelestarian budaya, beberapa masyarakat juga membangun hunian dengan memasukkan konsep atap Badak Heuay dengan arsitektur modern. Hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk tetap melestarikan kekayaan budaya Jawa.