Implementasi PDCA di Lembaga Pendidikan

Implementasi PDCA di Lembaga Pendidikan
0 Komentar

Baik atau tidaknya kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh sejauh mana proses yang dijalankan sebelumnya. Untuk menghasilkan produk kendaraan bermotor yang sesuai dengan kebutuhan pasar, diperlukan proses pembuatan yang memerlukan ketelitian tingkat tinggi sehingga produk tersebut aman dan nyaman saat digunakan.

Bahkan, jauh – jauh hari sebelum proses pembuatan kendaraan tersebut dijalankan, analisis terhadap bahan baku / input yang akan digunakan dalam proses tersebut perlu dilakukan agar produk yang dihasilkan memiliki tingkat presisi yang tinggi. Untuk itu, perencanaan secara matang serta monitoring atau pengawasan selama proses tersebut dijalankan sangatlah diperlukan.

Dalam dunia bisnis sendiri dikenal sebuah metode atau model manajemen yang sering digunakan untuk menyelesaikan permasalahan secara runtun dan sistematis serta untuk mengendalikan mutu. Adalah PDCA (Plan, Do, Check, Action), sebuah model manajemen yang dicetuskan oleh Walter Shewhart, seorang fisikawan asal Amerika Serikat pada tahun 1920. Model ini kemudian dikembangkan oleh Edwards Deming pada tahun 1950 –an sehingga dikenal juga dengan Siklus Deming. Model seperti ini banyak diterapkan di perusahaan – perusahaan manufaktur dengan tujuan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

Baca Juga:Payudara Kendor Tanda Wanita Tidak Perawan ? Ini Penjelasan Dokter BoykeMakan di Mal Karawang Central Plaza Bisa Karaoke Gratis

Dalam perkembangannya, PDCA  tidak hanya diimplementasikan di perusahaan –perusahaan saja. Seiring perkembangan zaman, mulai banyak lembaga pendidikan (sekolah) yang mengadopsi model manajemen tersebut. Pada tahap perencanaan (Plan),  dilakukan upaya identifikasi berbagai permasalahan untuk mengetahui sumber masalah yang sebenarnya. Sebagai contoh, ketika prestasi akademik maupun non akademik dari lulusan yang dihasilkan oleh sekolah tersebut belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan, maka hal pertama yang dilakukan adalah mencari penyebab dari “kegagalan” tersebut.

Ada banyak faktor yang disinyalir menjadi penyebab dari masalah tersebut. Mulai dari kompetensi guru, sarana penunjang pembelajaran, partisipasi orangtua serta muatan pelajaran yang diberikan harus benar – benar dievaluasi. Dengan demikian, berbagai permasalahan pun akan dapat diatasi apabila penanganan yang dilakukan benar – benar tepat sasaran. Setelah identifikasi masalah selesai dilakukan, barulah disusun berbagai rencana startegis yang berorientasi pada peningkatan prestasi akademik anak. Peningkatan komepetensi guru secara berkesinambungan serta perbaikan sarana pendukung pembelajaran hendaknya menjadi program strategis lembaga.

0 Komentar