Penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa kopyor, antara lain; bercak daun, busuk kering, busuk janur, pendarahan batang, busuk pucuk, gugur buah dan penyakit yang di sebabkan oleh Phytoplasma. Pengendalian hama dan penyakit saat ini adalah dengan cara pegendalian hama dan penyakit terpadu dengan konsepsi analisis ekonomi.
Bisnis Kelapa Kopyor
Peminat kelapa kopyor saat ini cukup tinggi, hampir semua restoran dan tempat rekreasi membutuhkannya, karena itu budidaya kelapa pasti sangat menjanjikan. Apalagi kalau yang dibudidayakan adalah kelapa kopyor.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Agus Susanto, peneliti senior Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) kepada perkebunannews.com, di Purwakarta.
Baca Juga:Simak! Inspirasi Dekorasi Kamar Sempit Menjadi CiamikViral! Video Tentara Ukraina Diprediksi Bantai Serdadu Rusia
Saat ini harga kelapa kopyor sangat tinggi atau berkisar antara Rp 25.000 – 30.000/butir di kebun. Nilai ekonominya jauh lebih tinggi , sehingga bisnis budidaya kelapa kopyor sangat menguntungkan.
“Selain itu, kelapa kopyor itu sendiri termasuk maknan asli Indonesia yang berasal dari Pati, Jawa Tengah. Tetapi karena sifatnya yang homozigot resesif maka peluang terjadinya kopyor hanya 25%,” jelas Agus.
Di Pati sendiri, Agus mengatakan dalam satu janjang hanya 1-2 buah saja yang kopyor. Itulah sebabnya meskipun permintaan tinggi tetapi penambahan pasokan tidak naik secara pasti. Apalagi wilayah kebun kelapa milik petani luasannya kecil-kecil. .
PPKS sudah bisa mengatasi masalah ini dengan teknologi kultur embrio. Melalui kultur embrio dihasilkan bibit yang mampu menghasilkan kopyor 100%. Saat ini Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengelola kebun kelapa kopyor sekaligus pembibitan lewat kultur embrio bekerjasama dengan PTPN VIII seluas 3 ha di Purwakarta, Jawa Barat.
Dedi Waskito, Kepala Kebun Kelapa Kopyor PPKS, menambahkan bahwa saat ini PPKS mampu menghasilkan bibit kelapa kopyor sebanyak 1.500/bulan.
“Saat ini banyak orang yang ingin menanam sehingga harus antri. Setiap ada bibit yang siap tanam sudah langsung diambil konsumen,” kata Dedi.
Sedang produksi kelapa kopyor dengan luas kebun sebesar 3 ha, setiap bulan mampu menghasilkan 1.500 – 1.700 butir. Pembeli kelapa juga antri tiap ada produksi 500 butir langsung diangkut. “Tapi harus diakui meskipun permintaan sangat tinggi tetapi dengan luas kebun 3 ha hanya ini kemampuan kita. Bahkan permintaan dari sebuah perusahaan ice cream kita tidak bisa penuhi,”