PASUNDANEKSPRES – Sosok orang tua sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, bagaimana cara dia berperilaku dan berucap tentu saja sebagian besar merupakan pengaruh dari orang tuanya sendiri.
Kadang di sadari atau tidak ketika orang tua melihat perilaku anak yang kurang baik orang tua akan langsung menghakimi nya dengan perkataan yang kurang pantas dan menyakiti hati sang anak.
Memilih kata yang tepat saat hendak berbicara dengan anak merupakan salah satu dari pola asuh anak.
Baca Juga:Airlangga Beri Kemudahan Santri Ponpes Suryalaya Jadi EntrepreneurKapolda Jawa Barat Pastikan Kesiapan Jalur Mudik di Pantura
Pentingnya memilih kata saat berbicara kepada anak ini agar nantinya peran kita sebagai orang tua tidak memberikan dampak negatif bagi psikologis anak kita sendiri.
Maka dari itu, perlu di perhatikan dan sebisa mungkin hindari perkataan seperti ini kepada anak:
1. “Dasar anak nakal!”
Hindari perkataan seperti ini sekalipun anak tersebut sudah menunjukkan perilaku yang kurang tepat, seperti mengatakan “dasar nakal kamu!” Saat anak sudah melakukan suatu kesalahan, cobalah untuk mengganti perkataan tersebut dengan bahasa yang lebih positif dan halus.
2. “Jangan begitu nanti ayah/ibu gak sayang kamu lagi..”
Mengancam anak tidak akan disayangi oleh kedua orang tuanya sendiri merupakan ucapan yang akan berdampak tidak baik bagi pertumbuhan psikologis anak kedepannya, kemungkinan ucapan ini akan terus mereka ingat saat anak sudah menginjak usia dewasa nanti.
3. Membandingkan dengan anak lain
Sering terdapat kasus dimana orang tua secara terang-terangan membandingkan anaknya sendiri dengan keluarganya maupun anak dari orang lain.
Meskipun tidak ada kata-kata menyakitkan didalamnya namun sadar atau tidak, membandingkan anak dengan orang lain justru akan menurunkan kepercayaan diri sang anak padahal kepercayaan diri merupakan modal utama dalam perkembangan psikologis sang anak.
4. “Ayah/ibu kecewa sama kamu..”
Kata-kata satu ini sering kali di ucapkan oleh orang tua ketika perilaku sang anak sudah dirasa kelewatan, padahal membuat anak merasa harus bertanggung jawab atas rasa kecewa orang tuanya sendiri hanya akan menambah luka pada hati sang anak.