Parenting – Sebagian orang lebih menyukai tidur di lantai dibandingkan di kasur. Alasan yang paling banyak dilontarkan adalah karena tidur di lantai terasa dingin. Apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah panas, tidur di lantai menjadi pilihan.
Hal tersebut ternyata bukan hanya dirasakan oleh dewasa tapi anak-anak juga. Lalu muncul pertanyaan apakah bahaya anak tidur di lantai? Apakah akan mengakibatkan efek buruk bagi kesehatannya?
Jawabnya menurut dr. Talitha Najmillah Sabtiari, tidak ada hal yang perlu dicemaskan terkait hal tersebut.
Baca Juga:IKN Nusantara Akan Didominasi oleh Pohon Kelapa, Ini AlasannyaBerikan Semangat Produk Dalam Negeri, Hari Belanja Brand Lokal 2022 Digelar
Akan tetapi ia mengingatkan soal faktor kebersihan, yang justru harus diperhatikan oleh orang tua yang anaknya suka tidur di lantai.
Anak Tidur di Lantai, Apakah Bahaya? Begini Penjelasannya
“Pada dasarnya, tidak terdapat larangan khusus untuk anak yang gemar tidur di lantai,” dr. Talitha Najmillah Sabtiari seperti dilansir dari Alodokter.
“Akan tetapi, lantai rumah yang kotor rentan menjadi tempat bersarangnya kuman-kuman dan debu yang dapat berisiko memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti alergi, infeksi saluran napas, infeksi saluran pencernaan, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, bagi orang tua yang anaknya suka tidur di lantai, disarankan untuk menjaga kebersihan tidak hanya lantainya, namun juga mainan yang mereka miliki.
Menggunakan alas seperti kasur tipis atau karpet yang tentunya bersih, adalah tips lain yang bisa dipraktekan untuk menjaga kesehatan anak.
“Juga cuci tangan anak sebelum dan sesudah bermain di lantai. Monitor juga aktivitasnya di lantai dan apabila muncul gejala seperti anak bersin-bersin, batuk, demam, dan lainnya, periksakan anak ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut,” tutupnya.
Jangan Biasakan Anak Berlama-lama di Depan TV
Kerap menonton TV di masa kanak-kanak dan remaja, ternyata mengakibatkan efek buruk tersendiri terhadap pertumbuhan tubuh mereka.
Baca Juga:Polri Buka Suara Tentang Kasus Minyak Goreng di 9 Provinsi, Modusnya Mayoritas Tak Sesuai HETCerita Lenny Nuraini, Jatuh Terpuruk Hingga Capai Karir Cemerlang
Efek buruk yang dimaksud dari gaya hidup sedentari (malas gerak) di sini menurut sebuah studi, adalah rendahnya massa pertumbuhan tulang ketika anak, ketika mereka memasuki usia 20.
Studi ini sendiri melibatkan data 1181 partisipan berusia mulai dari 5, 8, 10. 14. 17 hingga 20 tahun. (fin/yni)