Memunculkan tim ini sebagai upaya bupati untuk merubah pola pikir dan pola kerja para ASN yang sudah terbentuk dan dinilai kaku.
“Tugas kita itu sebagai kasalitator. Karena selama ini pak bupati sudah memiliki BP4D, ada Asda, ada Sekda dan lainnya. Kalau orang yang tidak terbiasa berbikir matrik, maka dia itu perlu waktu sekian lama punya mental matrik. Untuk merubah tidak bisa dari dalam karena situasinya sudah terbentuk. Itu tugas kita,” katanya.
Selama ini aturan itu seperti membatasi para ASN untuk bekerja, kemudian aturan juha seperti tidak memberikan ruang ekpresi yang seluas-luasnya kepada ASN.
Baca Juga:Peduli Sesama, Serdik Sespimen Polri Angkatan ke 62 Rendy Setia Permana Salurkan BansosH-9 Jalur Mudik Pantura Masih Lengang
“Selama inikan sebelum apa-apa, harus bikin aturan dulu. Untuk memecahkan itu perlu kasalitator. Kami ini punya tugas memperbaiki, meluruskan indikator-indikator itu,” katanya.
Diskusi berjalan cukup menarik, apalagi banyak kebijakan bupati Ruhimat yang dirasa belum maksimal dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
“Apalagi soal infrastruktur yang tidak ada habisnya. Keluhan masyarakat selama ini yang paling banyak dikeluhkan adalah infrastruktur buruk,” kata Penasehat AWAS Annas Nasrullah.
Pihaknya berharap walaupun TP2D bukan eksekutor. Namun mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh TP2D kepada bupati bisa didengar.
“Kita apresiasi, karena mudah-mudahan masukan dan hasil kerja TP2D bisa didegar oleh Pak Bupati,” pungkasnya. (idr)