Di bawah langit gerimis, terlihat barisan perempuan berbaju putih, duduk di kursi dengan mata ditutup kain hitam.
Sebuah karangan bunga dengan lukisan Shireen Abu Akleh, berada di sampingnya.
Di sisi yang lain, terlihat dua orang lelaki berbaju hitam dengan mata yang juga ditutup kain menggesek biola.
Baca Juga:Ridwan Kamil Temui Airlangga, Tegaskan Bakal Balas Budi Terhadap Golkar Mobil Minibus Travel Alami Kecelakaan di Tanjakan Emen Subang
Bunyi biola itu terdengar mengiris perlahan memenuhi ruang seperti luka. Perlahan-lahan suara biola pun sirna.
Kemudian puisi-puisi dari penyair Timur Tengah dibacakan.
Menyaksikan peristiwa tersebut, para pengunjung Islamic Centre yang duduk di tepi kolam dan yang setelah shalat ashar tampak terdiam dengan wajah yang sayu seakan tubuhnya kaku seperti para performer yang duduk di kursi itu, merasan luka.
Begitulah sepintas jalanya acara “Hari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu Akleh” yang digelar oleh Kolektif Seni Tubaba dan berlangung di Komplek Islamic Centre Tulang Bawang Barat.
Acara tersebut berlangung dari pukul 17:00 – 18:25 WIB.
Acara tersebut tidak hanya diikuti oleh komunitas-komunitas seni di Tubaba seperti: Komunitas Literasi Tubaba, Komunitas Film Tubaba, Teater Klatak, Garis Budaya Tubaba, Sanggar Sekar Bumi, Dalem Studio Cabang Tubaba, dan siswa/I Sekolah Seni Tubaba.
Tapi juga diikuti oleh beberapa wartawan di Tubaba serta warga sekitar Islamic Center.
Antusias para pengungjung Islamic dan warga sekitar dalam acara tersebut, memerlihatkan bahwa semua orang merasa kehilangan.
Sebab apa yang dilakukan oleh otoritas Israel yang secara sengaja dan terencana membunuh Shiren Abu Akhleh, bukanlah tindakan pertama kali tapi telah berkali-kali dilakukan.
Baca Juga:Pemuda Subang Buat Karya Aksesoris dari Limbah Kayu, Dipasarkan Sampai ke EropaKementan Siapkan Tenaga Medis Terlatih Khusus Tangani PMK
Yang jelas-jelas sebagai tindakan melanggar Hak Asasi Manusia dan kejahatan perang yang melanggar hukum humaniter.
Maka siapapun yang bernama manusia dan memiliki hati nurani akan tersinggung ketika nilai-nilai kemanusiaan diramspas dan diinjak-injak.
Apabila kita menelisik peristiwa kekerasan pada jurnalis, peristiwa tersebut bukan hanya terjadi di Palestina saja, tapi bisa terjadi di mana saja.
International Jurnalist Federation (IJF) mencatat sejak tahun 1990 sampai kini, ada 2.279 wartawan yang dibunuh di seluruh dunia dan puncak pembunuhan terhadap wartawan terjadi pada tahun 2006 sebanyak 155 jiwa.