JAKARTA-Kalau ada seorang pengusaha muslim yang dapat kita ambil ibrohnya, ia adalah Jusuf Hamka. Ia keturunan Tionghoa, memiliki pribadi yang sangat simpel dan mudah belajar kepada siapapun.
Semua kesuksesan yang telah Jusuf Hamka capai tak datang dalam satu malam.
Seperti yang diungkapkan Jusuf Hamk dalam sebuah artikel yang berjudul
“Cheng Yu Pilihan Pengusaha Tionghoa Muslim Jusuf Hamka: Bu Chi Xia Wen, Tui Ji Ji Ren” di Harian Disway. Ada kisah yang menarik di situ. Kunci yang dia pegang dalam membesarkan nama dan perusahaannya, Jusuf Hamka, sebagai bos, tak malu menjadi pribadi yang rendah hati. “Jangan sombong. Itu penting. Sebab itu kunci sukses,” ujar bos jalan tol itu.
Baca Juga:Mitsubishi Incar Segmen Fleet Kawasan Industri BekasiRapuh Dimakan Usia, SDN Rancanilem Akhirnya Ambruk
Dikutip dari berbagai sumber, Jusuf Hamka adalah seorang pria keturunan Tionghoa yang menjadi mualaf. Proses mualafnya dibimbing langsung oleh seorang ulama termasyhur di era 80’an di Indonesia. Dia adalah Buya Hamka, penceramah berasal Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Hingga sekarang nilai-nilai keislamannya selalu dia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Itu tadi, tak sombong dan selalu rendah hati.
Mulai dari karakter inilah Jusuf Hamka semakin berkembang di dunia bisnisnya. Bahkan sebagian hartanya disalurkannya untuk membangun masjid-masjid beraksitektur Tiongkok.
Masjid tersebut terkenal dengan nama Masjid Babah Alun yang berdiri beberapa ruas Tol Jakarta, salah satunya di Kolong Tol Depok-Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan.
Di lokasi tersebut, itulah masjid ketiga yang dibangun oleh Jusuf Hamka di atas tanah seluas 450 meter persegi. Jiwanya terbentuk menjadi orang yang dermawan. Itu dimulai yang paling remeh dan mudah dilakukan siapapun, yakni menyediakan nasi kuning untuk kaum duafa, yang dijual dengan harga Rp 3.000. Nasi kuning beserta lauk pauknya itu dijual di Warung Nasi Kuning Podjok Halal berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, sejak 2018.
Satu kalimat yang dilontarkan Jusuf Hamka sangat membekas di artikel tersebut. Ini merupakan proses awal dia menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
“Saya belajarnya dari sopir dan marketing rokok,” jelas Jusuf Hamka, dikutip Disway.id dari Harian Disway, Senin 30 Mei 2022.