Liam Then
Saya kagum Bang Johan. Anda seorang pengambil resiko. Tapi mohon jangan di ulangi, pasti pusing besar hasilnya
Anwarul Fajri
Den bagus juga dapat 3M kok, Mingkem, Mangap Dan Monyong….hahahaha. cuk jancuk…….
Mbah Mars
Meskipun tidak pernah melihat pintu universitas, namun di beberapa pemberitaan tertulis gelar doktor di depan namanya: Dr.Low Tuck Kwong. Mungkin, seperti halnya Abah DI, ia mendapatkan doktor honoris causa dari sebuah universitas. Datok Low itu Ora tau mambu kampus, ning gawe wangi kampus. Ya, itu karena Datok Low menyalurkan bantuan sebesar 200 milyar ke ITB (100 m). UGM (50m) dan UI (50m). Saat mengucurkan bantuan kepada tiga kampus ini, banyak orang Kaltim yang “protes”, termasuk Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi. Menurut Hadi, mustinya Bayan itu bijak dalam menyalurkan bantuan. Jangan hanya mengeruk tambangnya tanpa memperhatikan masyarakat Kaltim. Memang bersedekah itu yg paling baik dimulai dari yang terdekat. Baru melebar ke yg lebih jauh. Semoga aspirasi masyarakat Kaltim didengar Datok Low.
Muin TV
Baca Juga:Takziah ke Rumah Ridwan Kamil, AHY Sampaikan Belasungkawa Untuk ErilPanggilan
Cak Nur dalam salah satu ceramahnya pernah bilang, “Katanya kuliah untuk cari ilmu… Ternyata untuk cari gelar. Setelah dapat gelar, ternyata untuk cari kerja. Setelah kerja, ternyata bukan kerja tujuannya. Tapi untuk cari duit. Lah kok ndadak muter-muter. Mbok ya dari awal langsung saja, lulus sekolah langsung cari duit.” Mungkin hasilnya seperti Datuk Low Tuck Kwong, jadi konglomerat. Wkwkwk.
Akagami Shanks
DR LOW = Kepemilikan pada BYAN (61,18%), atau sekitar Rp 110.124.539.820.000 per harga Rp54.000. Ini belum termasuk kepemilikan anak cucu, cicit, dan menatu. Juga akun nomine kalau ada.
triyoga
Saya tidak suka dengan macam orang Low Tuck Kwong. Pindah ke WNI hanya mengejar harta. Sedikit keuntungan bagi Indonesia menerima orang seperti ini, dibanding keuntungan yang diperoleh Low tuck Kwong. Demi harta ditinggallah kewarganegaraannya, tapi tetap sering tinggal di singapura. suatu saat apa lagi yang ditinggalkan orang macam ini demi peluang harta yang lebih besar. Apakah orang seperti ini cinta indonesia atau cinta kekayaan alamnya saja untuk dikeruk? wallahualam.