Low 100 Kilo

Low 100 Kilo
0 Komentar

 

Liam Then

Saya kagum Bang Johan. Anda seorang pengambil resiko. Tapi mohon jangan di ulangi, pasti pusing besar hasilnya

Anwarul Fajri

Den bagus juga dapat 3M kok, Mingkem, Mangap Dan Monyong….hahahaha. cuk jancuk…….

Mbah Mars

Meskipun tidak pernah melihat pintu universitas, namun di beberapa pemberitaan tertulis gelar doktor di depan namanya: Dr.Low Tuck Kwong. Mungkin, seperti halnya Abah DI, ia mendapatkan doktor honoris causa dari sebuah universitas. Datok Low itu Ora tau mambu kampus, ning gawe wangi kampus. Ya, itu karena Datok Low menyalurkan bantuan sebesar 200 milyar ke ITB (100 m). UGM (50m) dan UI (50m). Saat mengucurkan bantuan kepada tiga kampus ini, banyak orang Kaltim yang “protes”, termasuk Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi. Menurut Hadi, mustinya Bayan itu bijak dalam menyalurkan bantuan. Jangan hanya mengeruk tambangnya tanpa memperhatikan masyarakat Kaltim. Memang bersedekah itu yg paling baik dimulai dari yang terdekat. Baru melebar ke yg lebih jauh. Semoga aspirasi masyarakat Kaltim didengar Datok Low.

Muin TV

Baca Juga:Takziah ke Rumah Ridwan Kamil, AHY Sampaikan Belasungkawa Untuk ErilPanggilan

Cak Nur dalam salah satu ceramahnya pernah bilang, “Katanya kuliah untuk cari ilmu… Ternyata untuk cari gelar. Setelah dapat gelar, ternyata untuk cari kerja. Setelah kerja, ternyata bukan kerja tujuannya. Tapi untuk cari duit. Lah kok ndadak muter-muter. Mbok ya dari awal langsung saja, lulus sekolah langsung cari duit.” Mungkin hasilnya seperti Datuk Low Tuck Kwong, jadi konglomerat. Wkwkwk.

Akagami Shanks

DR LOW = Kepemilikan pada BYAN (61,18%), atau sekitar Rp 110.124.539.820.000 per harga Rp54.000. Ini belum termasuk kepemilikan anak cucu, cicit, dan menatu. Juga akun nomine kalau ada.

triyoga

Saya tidak suka dengan macam orang Low Tuck Kwong. Pindah ke WNI hanya mengejar harta. Sedikit keuntungan bagi Indonesia menerima orang seperti ini, dibanding keuntungan yang diperoleh Low tuck Kwong. Demi harta ditinggallah kewarganegaraannya, tapi tetap sering tinggal di singapura. suatu saat apa lagi yang ditinggalkan orang macam ini demi peluang harta yang lebih besar. Apakah orang seperti ini cinta indonesia atau cinta kekayaan alamnya saja untuk dikeruk? wallahualam.

0 Komentar