Catatan Harian Dahlan Iskan: Surat Cinta

Catatan Harian Dahlan Iskan: Surat Cinta
Catatan Harian Dahlan Iskan: Surat Cinta
0 Komentar

Lokasi tewasnya tiga Mas Trip itu di dekat dam Rolak Gunungsari. Di sebelah itu ada Hotel Singgasana yang dulu disebut Hotel Patra Jasa. Di belakang Patra Jasa ada Lapangan Golf A. Yani. Kantor lama saya 1,5 km dari lokasi Mas Trip.

Yang berinisiatif menghapus nama Jalan Mas Trip itu pun punya niat mulia. Niat damai. Rukun. Untuk mewujudkan persatuan nasional.

Selama ini, tidak ada nama Jalan Siliwangi atau Pasundan di Surabaya. Demikian pula sebaliknya: tidak ada nama Jalan Gadjah Mada atau Hayam Wuruk atau Majapahit di Bandung.

Baca Juga:Viral Lukisan Sungai Aare, Ridwan Kamil Beli dengan Harga Rp.10 JutaBelum Lunasi Biaya Rumah Sakit, Seorang Ibu di Purwakarta Ditahan Walau Bayinya Meninggal!

Seolah sentimen zaman masa nan silam masih harus dipertahankan. Akibat Perang Bubat. Yakni perang habis-habisan antara tentara Majapahit dengan tentara Prabu Siliwangi. Anda sudah hafal ceritanya –terbukti, Anda semua, bisa lulus SMA.

Maka Gubernur Jatim Soekarwo dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sepakat mengakhiri sentimen lama itu. Soekarwo menjamin akan ada nama Jalan Prabu Siliwangi di Surabaya. Ahmad Heryawan akan membuat nama Jalan Hayam Wuruk di Bandung.

Tapi tidak ada jalan baru di Surabaya. Harus salah satu nama jalan yang sudah ada dikorbankan demi persatuan itu. Dipilihlah Jalan Mas Trip. Perkiraan semula tidak akan ada yang keberatan. Toh tidak ada tokoh yang bernama Mas Trip. Beda kalau yang dihapus itu, misalnya, Jalan Ahmad Dahlan.

Lalu siapa Mas Trip? Yang dibela Nanang dan keturunan Mas Trip itu?

”Mas” itu nama sebutan untuk laki-laki, yang belum waktunya dipanggil ”Pak”, tapi sudah tidak pantas dipanggil ”Dik”.

Sedang ”Trip” itu singkatan dari Tentara Rakyat Indonesia Pelajar. Masih pelajar sudah jadi tentara. Masih SMP sudah angkat senjata. Masih kecil tapi sudah perang. Maka tidak layak lagi mereka dipanggil ”Dik”, meskipun juga akan lucu kalau dipanggil ”Pak”.

Banyaknya Mas Bonek di Surabaya kelihatannya mewarisi semangat Mas Trip ini.

Baca Juga:Pemdes Mayang Cisalak, Manfaatkan Dana Desa untuk Bangun Infrastruktur Jalan HotmixGali Potensi Sepakbola di Usia Dini, SDIT Cendekia Purwakarta Maksimalkan Bakat dan Potensi Siswa

Akhirnya terjadi kompromi. Nama Jalan Mas Trip tetap diganti Jalan Prabu Siliwangi. Soekarwo lantas membangun monumen Mas Trip di dekat dam Rolak Gunungsari itu. Yakni di pinggir Kali Mas yang membelah kota Surabaya.

0 Komentar