Health – Penyakit cacar monyet (monkeypox) sampai sekarang masih menjadi perbincangan dibeberapa negara. Tetapi belum ditemukan di indonesia.
Dokter Spesialis Kulit Kelamin dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan, kasus ini mayoritas menyerang anak-anak.
“Yang dilaporkan di luar negeri hingga saat ini, kasus kematian cacar monyet lebih banyak ditemukan pada anak-anak yaitu sebesar 10 persen,” ungkapnya saat mengisi konferensi virtual, Senin 27 Juni 2022.
Baca Juga:Simak! Aplikasi My Pertamina akan Dioperasikan mulai 1 Juli, untuk Transaksi Solar dan PertaliteSebanyak 17 Santri Ditempatkan di Desa
Hati-hati! Banyak Anak yang Terjangkit Cacar Monyet, Begini Ciri-cirinya
Dia merinci alasan kasus cacar monyet menyerang anak-anak karena berhubungan dengan kekebalan tubuh, proses perkembangan tubuh yang belum sempurna hingga pada gizi yang dikonsumsinya.
Cacar monyet yang seharusnya bisa sembuh dengan sendirinya tetapi pasien anak-anak tersebut mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga keadaannya menjadi parah.
Sejarah cacar monyet diawali pada 1953 lalu. Saat itu, dia menambahkan, ada monyet yang terinfeksi penyakit yang kondisinya mirip cacar dan kemudian disebut monkey pox.
Kemudian, pada 1970-an di Afrika Tengah diketahui terjadi transmisi pada manusia. Padahal tadinya penularan cacar monyet terbatas pada binatang.
“Penularan virus monkey pox awalnya hanya pada hewan kemudian terjadi pada manusia seiring dengan perubahan cuaca pengaruh lingkungan, dan kondisi masyarakat akan memicu sistem kekebalan tubuh menjadi menurun,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, ia menyebutkan kontak erat terjadi karena kondisi ekomomi buruk sehingga manusia bisa saja pergi ke hutan mencari makanan dan akhirnya melakukan kontak dengan binatang yang terinfeksi virus ini.
Kemudian, keadaan tubuh mengalami masalah sistem imun yang mengakibatkan terjadi perubahan yang tadinya hanya menular dari binatang ke binatang kemudian ke manusia.
Baca Juga:Petani Kompak Bersihkan IrigasiPemkab Sudah Terima Pemasukan dari Wisata Baru, Rp700 Juta dari D’Castello
WHO Pertimbangkan Cacar Monyet Sebagai Darurat Global. Dia menjelaskan media penularan manusia ke manusia sebenarnya sama seperti transmisi cacar yang lain yaitu melalui droplet.
“Diperlukan kontak erat dengan penderita yang terkonfirmasi cacar monyet tanpa perlindungan dalam jangka panjang. Kemudian bisa juga kontak dengan lenting cacar monyet tanpa pelindung diri,” katanya.
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus langka yang terjadi khususnya di bagian terpencil Afrika tengah dan barat.