SUBANG – Sebanyak 26 santri tahfidz quran di Ponpes Raudlatul Ulum Kampung Cijerehilir Desa Tenjolaya Kecamatan Kasomalang resmi diwisuda. Selain hafidz juga siswa SMP dan SMK IT juga dilepas sebanyak 75 orang.
Dalam kesempatan itu sekaligus penempatan program Shadesa (satu hafidz satu desa) yang di tempatkan di sejumlah desa di Subang. Tercatat ada 17 santri yang ditempatkan.
Pimpinan Yayasan Raudlatul Ulum Kyai Atep Abdul Gofar mengatakan, seluruh santri harus tetap memegang teguh dan mengamalkan dua hal ketika mengharapkan kebahagiaan dunia akhirat.
Baca Juga:Petani Kompak Bersihkan IrigasiPemkab Sudah Terima Pemasukan dari Wisata Baru, Rp700 Juta dari D’Castello
“Satu selalu Hormat dan ta’dzim kepada guru di manapun kalian berada. Kedua berbakti kepada kedua orang tua kalian sampai akhir hayat,” ujar Kyai Atep.
Dia mengatakan, metode pengajaran penghafalan Alquran menggunakan penggabungan dari sistem tulis, baca dan hafal serta bertingkat. Dalam pengajaran harus memiliki kesabaran, kedisiplinan niat yang baik dan kesungguhan.
“Misalkan mau meng hafal juz 1, anak akan di wajibkan hari pertama nulis seperempat lembar, dibaca minimal 5-21 kali, baru dihafal. Hari berikutnya harus ditambah satu ayat, berikutnya juga tambah satu ayat. Sampai satu minggu, berarti dari seperempat lembar bisa sampai satu halaman perhari di hari ke delapan,”
Sementara itu Pembina Yayasan KH Moch Abdul Mu’min atau biasa di kenal Abah maung Subang menyampaikan, santri harus siap segalanya, dimanapun berada dan ditempatkan.
“Bagi santri tidak ada kata tidak siap terutama ketika diperintahkan oleh guru dan panggilan untuk berbakti kepada negara dan bangsa. Jadikan pilar Hubbul Wathon Minal Iman menjadi modal untuk berjuang demi keutuhan NKRI,” tuturnya.(dan/ysp)